Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia Gelar LTTMF 2.0 di Toba

Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia Gelar LTTMF 2.0 di Toba
LTTMF 2.0 yang digelar Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia di Toba. Foto: Kemendikbudristek

“Jadi, sudah saatnya musik tradisi, khususnya dari Toba, dilestarikan dan dikembangkan di dalam negeri sendiri. Bangsa lain saja turut bangga, mengapa kita tidak? Generasi muda Toba punya tugas meneruskan budaya musik tradisinya supaya terus dikagumi hingga mancanegara,” ujar Mahendra.

Bupati Toba Poltak Sitorus menyampaikan melalui LTTMF 2.0 dapat memperkenalkan karakter serta keanekaragaman seni setiap wilayah yang berada di kawasan Toba.

Poltak berharap melalui LTTMF 2.0 dapat menunjang kemajuan wisata di Toba sehingga ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan masyarakat setempat.

Dia menilai, LTTMF 2.0 menyedot perhatian wisatawan untuk menikmati karya musik tradisional.

Ketua Rumah Karya Indonesia Ojak Manalu menyebutkan LTTMF 2.0 dapat membuka kesempatan kepada musisi daerah untuk memamerkan karya terbaiknya sehingga dikenal publik.

Ojak berharap melalui LTTMF 2.0 para musisi di Toba muncul kesadaran untuk membentuk ekosistem musik yang baik agar kebanggaan dan minat untuk memajukan budaya tidak hilang.

Selain memementaskan karya musik, LTTMF 2.0 juga menggelar diskusi bertema Karakteristik dan Potensi Musik Tradisi Dalam Festival serta persembahan opera berjudul Perempuan Penjaga Masa Depan.

LTTMF 2.0 tahun ini mengusung tema Suara Danau: Memaknai, Merawat, dan Menghidupkan Musik Tradisional.

LTTMF 2.0 yang digelar Kemendikbudristek dan Rumah Karya Indonesia di Toba, Sumut, salah satu rangkaian program festival musik tradisional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News