Kemendikbudristek: STP Jangan Hanya Jadi Pusat Pengembangan Teknologi 

Kemendikbudristek: STP Jangan Hanya Jadi Pusat Pengembangan Teknologi 
Pemateri utama dalam FGD dan diskusi publik adalah ?Prof. Dr. Erika B. Laconi (STP IPB), Surya Nugroho S.T., M.T., Ph.D (STP ITB), Prof. Dr. Sang Kompiang Wirawan, STP UGM, ?Prasandhya Astagiri Yusuf, PhD (STP UI), ?Marina Kusumawardhani (MIT REAP Java). Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengembangan Science Techno Park (STP) menjadi langkah strategis dalam memajukan hasil riset dan teknologi menuju proses industrialisasi yang lebih baik, sekaligus mempercepat proses hilirisasi kampus dan menghasilkan output yang lebih substansial.

Hal itu sesuai dengan visi misi Presiden RI yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024.

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam menyampaikan bahwa STP di Indonesia diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai pusat pengembangan teknologi, tetapi juga menjadi sarana untuk menghasilkan spin-off yang bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi. 

Melalui Science Techno Park, kampus harus mulai menjadi mesin pertumbuhan ekonomi melalui riset dan inovasi. 

"Mari bangun jaringan global, menghubungkan pusat riset Indonesia dengan pasar global, mulai dari sesi daring dengan institusi seperti Oxford, Edinburgh, Stanford, dan lainnya," kata Nizam dalam sambutannya pada Diskusi Publik membahas hasil Focus Group Discussion (FGD) tentang STP, Jumat (8/3).

Nizam mengajak semuanya ikut mengembangkan ekosistem di mana generasi milenial yang sejalan berkembang dan Science Techno Park di berbagai perguruan tinggi saling terhubung untuk mengembangkan spin-off kampus.

Pada kegiatan FGD ini, dilakukan gap analysis untuk memperoleh masukan, arahan, dan pemahaman mendalam mengenai kondisi aktual Science Techno Park.

Para peserta FGD berasal dari pengelola STP di berbagai perguruan tinggi ternama seperti ITB, UI, UGM, dan IPB, perwakilan dari MIT Reap, Diaspora dari Inggris, Australia, Malaysia, dan Taiwan, serta perwakilan dari Ditjen Diktiristek, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kemendikbudristek menegaskan bahwa Science Techno Park (STP) jangan hanya menjadi pusat pengembangan teknologi semata. Begini harapannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News