Kemenkes Sebut Air Minum jadi Pilar Mencapai Indonesia Emas 2045

Kredit mikro untuk sektor air minum dan sanitasi di Indonesia mencapai Rp 1,9 Triliun.
Kredit ini telah disalurkan sejumlah kembaga keuangan kepada warga miskin yang membutuhkan sarana air minum dan sanitasi.
Di samping pembiayaan dari lembaga keuangan, alternatif pembiayaan air minum dan sanitasi juga dikembangkan melalui dana ZIS (zakat, infaq dan sedekah) serta CSR perusahaan.
Pola pembiayaan alternatif ini menyentuh berbagai segmen, yaitu rumah tangga, kelompok SPAMS perdesaan, PDAM, kontraktor, developer, hingga UMKM penyedia jasa layanan air dan sanitasi.
Menurutnya, saat ini sudah banyak pihak yang menyediakan pembiayaan mikro untuk air minum dan sanitasi.
"Harapannya ini bisa menjadi role model bagi institusi lainnya untuk sama-sama mendukung penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat," ujar Anas.
Anas menjelaskan kredit mikro merupakan sebuah potensi baik yang telah terbukti efektif mendukung akses masyarakat miskin pada air minum dan sanitasi.
Oleh karenanya, kredit mikro perlu terus dikembangkan untuk menghilangkan disparitas, sehingga semua masyarakat bisa mendapatkan akses air minum dan sanitasi.
Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI Anas Ma’ruf menyatakan air minum dan sanitasi adalah aspek penting dalam kesehatan lingkungan.
- SLIK OJK Alat Bantu Bagi Bank, Bukan Penghambat Penyaluran Kredit
- Wamen LH Puji Aksi Nyata Agung Sedayu & WBI Lestarikan Lingkungan Pesisir
- Siap Tingkatkan Ekraf, Gempar Targetkan Sulut Jadi Pintu Gerbang Asia Pasifik
- Hari Bumi 2025, Telkom Gelar Konservasi Lingkungan Secara Serentak di Indonesia
- Kuartal I-2025, Pertumbuhan Kredit dan Tabungan BNI Naik 10%
- Remaja Pembaharu Ashoka Tawarkan Solusi Kreatif Bagi Masalah Sosial dan Lingkungan