Kemenkeu Satu
Oleh: Dahlan Iskan

Mungkin Prabowo pandai ''merayu''. Demi bangsa dan negara. Demi stabilitas. Terutama jangan sampai di awal masa jabatan sudah terjadi guncangan.
Sebenarnya sulit mencari pembenaran teoritisnya. Saya hubungi ahli-ahli ekonomi. Tidak satu pun yang menemukan teorinya: mengapa tidak dipisahkan.
"Saya pun sudah begitu yakin kali ini akan benar-benar dipisah," ujar Prof Dr Didik J. Rachbini. "Ternyata tidak jadi juga," tambahnya.
Prof Rachbini menduga batalnya rencana itu semata faktor Sri Mulyani. Bisa jadi Sri Mulyani mau menjadi menkeu dengan syarat itu: tetap satu.
Ide awal Prabowo itu datang dari tim ahli ekonominya. Ketuanya: Buhanuddin Abdullah –mantan gubernur Bank Indonesia.
Dengan Kemenkeu dipisah, pendapatan negara bisa naik. Sampai 23 persen.
Alasan lain: tanpa perubahan, pendapatan negara akan begitu-begitu saja. Rasio pajak tidak akan pernah melewati angka 12 persen, padahal idealnya harus sudah 15 persen.
Akan tetapi semua itu baru teori. Burhanuddin sendiri sekarang menjabat komisaris utama PLN yang baru. Menggantikan mantan gubernur BI dan Menkeu Agus Martowardojo.
Akhirnya Kemenkeu Satu yang dipilih Prabowo. Toh, selama ini pendapatan negara selalu mencapai angka yang ditargetkan. Pilih aman.
- Bea Cukai Pastikan Pengawasan Barang Penumpang Kapal Pesiar Ini Sesuai Regulasi
- Prabowo dan Bill Gates Bahas Isu Keuangan dan Kesehatan
- 2.050 Karung Bawang Merah Diselundupkan dari Malaysia ke Bengkalis, Lihat
- Manna Haikal
- Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di Sektor Kepabeanan Lewat Kolaborasi Lintas Instansi
- Prabowo Bakal Wujudkan Swasembada BBM di Indonesia