Kemenpar Ingin Festival Pesona Meti Kei Berkelas Dunia

Kemenpar Ingin Festival Pesona Meti Kei Berkelas Dunia
Ilustrasi. Foto: kemenpar.go.id

“Patut diapresiasi, karnaval berlangsung sukses, aman dan lancar. Antusias masyarakat kedua daerah ini cukup bagus,” katanya.

Karnaval budaya FPMK 2017 dilepas secara bersama oleh dua pemerintah daerah yakni Kabupaten Maluku Tenggara dan Pemerintah Kota Tual.

Titik start di Lapangan Lodar El Kota Tual dan Finish di Kawasan Pasar Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara. Peserta karnaval berasal dari berbagai sekolah di dua daerah tersebut, mulai dari SD hingga SMA, pemerintah desa, dan kelompok-kelompok etnis yang ada di Kepulauan Kei.

Menangkap ikan secara tradisional juga menjadi rangkaian event menarik di FPMK 2017 hari kedua  di Desa Yafafun Abean, Kabupaten Maluku Tenggara. Ribuan ikan dasar laut berhasil ditangkap peserta Meti Kei. Padahal, pola penangkapan ikan sangat tradisional.

Di sini warga hanya menggunakan tali kemudian dililit daun kelapa hingga ke dasar laut. Nah, ketika air mulai surut, tali tersebut ditarik ke daratan untuk mengarahkan ikan yang terjebak.

Selain itu, mereka juga menangkap menggunakan alat tangkap tradisional, seperti kalewang (tombak ikan), busur, dan juga sarut (dari daun rumbia).

Penangkapan ikan secara tradisional dalam Festival Meti Kei cukup menarik oerhatian wisatawan domestik dan mancanegara yang berbondong-bondong turun ke laut untuk turut menangkap ikan.

Tak kalah menarik, lomba Dayung Belan antar-Ratschap (wilayah yang terdiri dari beberapa desa dan membuat kesatuan yang dipimpin oleh seorang raja) di Kepulauan Kei yang sudah lama vakum, kembali digelar untuk memeriahkan FPMK 2017.

Maluku Tenggara jarang terdengar di media. Padahal, atraksi keindahan alam, bahari dan budayakan sudah memenuhi syarat untuk dinaikkan levelnya ke tingkat dunia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News