Kemenpar Pasang Jurus WIN Way di Uni Emirat Arab

Kemenpar Pasang Jurus WIN Way di Uni Emirat Arab
Menpar Arief Yahya (dua kanan). Foto: Kemenpar

"Ini sales mission ketiga di tahun ini. Sebelumnya liburan bulan puasa dan setelah Arabian Travel Mart. Jadi kalau lelet, sudah hampir pasti gagal! Apalagi ini Dubai dan Abu Dhabi. Hub country. Kalau lelet, kita pasti habis dikalahkan Malaysia dan Thailand yang juga intens membidik market UEA," terang Nia.

Alasan yang sangat masuk akal. Mengingat 80 persen warga UEA adalah ekspatriat. Dan warga ekspatriat di sana, didominasi orang India. “Jadi hasilnya pemegang paspor UEA (Emirati, Red) bisa juga pemegang paspor india atau bangsa lainnya. Itu data berdasar paspor. Belum pada point of sales,” tambahnya.

Setelah speed, ada jurus smart yang ikut ditebar. Pada H-1 Sales Mission di Dubai, 6 industri Indonesia dipastikan siap menjual ragam destinasi menarik untuk pasar UEA. Dari mulai Lombok, Bandung, Bali, Jakarta hingga Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur, dipastikan siap menggoda pasar UEA.

"Jakarta disuka karena metropolisnya. Lombok karena wisata halal dan baharinya, Bali destinasi terbaik dunia yang pernah dikunjungi Raja Salman, Bandung wisata belanjanya, sementara Komodo dicari karena sedang hits di Timur Tengah," timpal Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, I Gde Pitana.

Pitana memang tak asal bicara. Saat ini, komodo sangat hits di Middle East. Cerminannya bisa dilihat dari tayangan YouTube. Postingan video komodo yang dikemas dengan gaya komedi ditonton 10.549.579 viewers. Dan mayoritas viewersnya berasal dari Middle East.

"Ini promosi yang sangat baik bagi Wonderful Indonesia. Tayangan soal komodo muncul di YouTube dan viral kemana-mana. Momentum ini yang akan kita gas di UEA. Kita tawarkan paket wisata komodo bersama Bali, Jakarta, Bandung dan Lombok," tambahnya.

Menteri Pariwisata juga ikut merespon hal ini. Komentarnya tak banyak. Dia hanya mengatakan hasil yang luar biasa hanya bisa diperoleh dengan cara yang tidak biasa!

"Lifestyle orang di sana masih highest spending. Jadi menggoda pasar UEA dengan nature, culture, bahari dan shopping sudah sangat pas," ucap Arief Yahya. (adv/jpnn)


Menpar Arief Yahya tak punya kata lelet dalam kamusnya.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News