Kementan Berikan Pengetahuan Petani Cabai untuk Cegah Serangan OPT

Menurut akademisi pertanian dari UNS, Puji Harsono menyebutkan produksi cabai nasional pada Juli 2021 mencapai 163.293 ton dengan kebutuhan masyarakat 158.855 ton.
Sementara itu, fluktuasi harga yang tajam dan tidak menentu karena adanya gangguan OPT pada produksi cabai nasional sehingga produksi cabai mengalami penurunan.
"Besarnya angka produksi di atas, cabai terus dibayang-bayangi gangguan OPT yang kerap menyebabkan penurunan produksi,” ujar Puji.
Melihat tingginya penurunan cabai, Puji menghadirkan teknologi bernama Nano biopestisida.
Menurut dia, teknologi itu merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan stabilitas agents aktif pada hama dan menurunkan toksisitas bagi manusia dan lingkungan.
Irigasi gravitasi dari sumur Sibel di musim kemarau pada budidaya cabai input rendah bisa mengefisiensi penggunaan air yang tinggi, mengurangi biaya tenaga kerja dan menekan pertumbuhan gulma.
Sehingga, kata dia bisa mendapatkan harga jual cabai tinggi serta meningkatkan pendapatan petani lahan kering.
Salah seorang petani milenial Yareli menyebutkan salah satu masalah peningkatan produksi dan kualitas mutu cabai adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
Direktur Perlindungan Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Inti Pertiwi mengatakan terus memberikan pengetahuan kepada para petani cabai agar bisa mengamankan produksi dari serangan organisme penggangun tanaman (OPT).
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Promosikan Hasil Riset GRS BPDP, AII: Bisa Dihilirisasi Petani dan UMKM
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Kolaborasi BULOG-Pupuk Indonesia Saat Panen Raya, Petani Langsung Beli Pupuk Sesuai HET
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Asuransi Jasindo Beri Perlindungan Kepada 4,5 Juta Petani & Salurkan Klaim Rp386 Miliar