Kementan Dorong Pengembangan Wisata Agro

Kementan Dorong Pengembangan Wisata Agro
Kementan mendorong pengembangan Wisata Agro. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya menangani aspek produksi (on farm), maupun hulu-hilir dalam pengembangan komoditas hortikultura. Akan tetapi, aspek komersial melalui wisata minat khusus yang dikemas dalam bentuk wisata agro dan wisata edukasi terus dikembangkan di berbagai daerah sentra produksi.

Menurut Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, salah satu wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura ada kawasan wisata puncak Bogor dengan menyajikan wisata agro kebun buah, wisata tanaman hias dan tanam bunga. Di wilayah Lembang Bandung juga banyak berkembang usaha wisata agro. Di Batu Malang ada wisata agro komoditas apel, jeruk dan lainnya. Begitu pun di Sleman ada wisata agro salah pondoh, sayuran, buah organik dan lainnya.

Suwandi menegaskan wisata agro ini menarik pengunjung dalam negeri, juga diminati wisatawan dari berbagai negara. Ini sinergi dengan wisata desa dengan pengenalan produk produk pertanian unggulan lokal di desa desa.

“Banyak turis dari berbagai negara ke Sleman untuk berwisata minat khusus sebagai diversifikasi daru paket paket wisata di Yogyakarta. Mereka datang diantaranya untuk belajar usaha kebun buah organik,” demikian diungkapkan Suwandi di Jakarta, Minggu (1/7/2018).

“Wisata agro berbasis hortikultura ini menjadi salah satu upaya edukasi minat generasi muda pada pertanian dan terpenting ajang kontak bisnis serta wadah promosi efektif produk unggulan lokal. Ini sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk diversifikasi usaha, meningkatkan nilai tambah, pendapatan serta kesejahteraan petani,” sambung Suwandi.

Salah satu wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura di Yogykarta yakni Sabila Farm. Sang pemilik, Muhammad Gunung Soetopo mengatakan saat ini ada 20 anak-anak dari Mercelline Collage, Bulleen - Victoria, Australia datang untuk belajar tentang usaha kebun buah hortikultura organik.

“Wilayah di sini ternyata sudah sering dikenal di Australia khususnya di Melbourne dan negara bagian Victoria,” katanya.

Pria yang akrab dipanggil Gun Soetopo ini menerangkan AgroEduWisata Sabila Farm dibuat tahun 2005 mengedepankan pemanfaatan lahan marginal yang menyerasikan dengan alam dan tanpa merusak lingkungan. Bahkan melestarikan plasma Nutfah dan mikroba tanah untuk bisa memberikan kehidupan yang harmoni dengan kegiatan manusia.

Kementan terus berupaya mendorong pengembangan wisata agro dan edukasi berbasis hortikultura.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News