Kementan Dorong Sinergi Kembangkan Industri Pangan Lokal

Kementan Dorong Sinergi Kembangkan Industri Pangan Lokal
Sinergi Kementan, Kementerian Perindustrian, BPPT, Kadin, dan Gapmmi dalam meningkatkan industri pangan lokal. Foto: BKP Kementan

jpnn.com, CARTAGENA - Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman sumberdaya pangannya, namun belum semua dikembangkan secara optimal, misalnya pangan lokal seperti sagu, singkong, jagung menjadi tepung atau produk intermediate lain. Untuk mengembangkan industri pangan berbasis tepung lokal, Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perindustrian, Badan Pengkajian Pengembangan Teknologi (BPPT), Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi).

"Penandatanganan kerjasama dengan pihak-pihak terkait pada hari ini, merupakan langkah maju dan sebagai awal untuk mengembangkan industri pangan berbasis
tepung lokal," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi, seusai penandatanganan yang dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) di kantor Menara Kadin Kuningan Jakarta, Rabu (24/7).

Dikatakan Agung, kebutuhan gandum mencapai sekitar 10 juta ton dan 8 juta ton diantaranya untuk industri makanan. "Kebutuhan ini sangat besar dan harus di kendalikan. Untuk itu, kita kembangkan pangan lokal seperti sagu, singkong dan jagung untuk diolah menjadi tepung kering, yang selanjutnya dapat menyuplai kebutuhan bahan baku untuk industri, yang pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi impor," kata Agung.

BACA JUGA: Pengembangan Korporasi Usaha Tani BKP Kementan Bangkitkan Semangat Petani Sembalun

"Kalau saja tepung sagu bisa mensubstitusi gandum 10-20 persen saja, ini tentu dampaknya luar biasa, tidak saja bagi pengembangan tepung sagu di tanah air, namun juga akan mensejahterakan petani" jelas Agung.

Ditambahkannya, untuk merealisasikan program tersebut dibutuhkan waktu, karena itu mulai 2019 BKP melakukan kegiatan Pengembangan Industri Pangan Lokal (PIPL) di 10 provinsi. "Melalui program ini, diharapkan selain terjalin kemitraan antara petani penghasil bahan baku dan pengusaha juga diharapkan mampu menumbuhkan unit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bisa memproduksi tepung kering," jelas Agung.

BACA JUGA: Stok Pangan Jelang Lebaran Aman, Beberapa Komoditas Dijual di Bawah Harga Pasaran

Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Franky Welirang menghargai apa yang dilakukan Kementan. Menurut Franky, dalam membangun ketahanan pangan, selain meningkatkan produksi, juga harus diprioritaskan untuk menghasilkan produk intermedite, karena bisa diolah menjadi aneka bahan pangan dan sangat mendukung usaha kuliner yang saat ini berkembang pesat.

Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng pihak-pihak terkait seperti Kementerian Perindustrian, BPPT, Kadin, dan Gapmmi untuk mengembangkan industri pangan lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News