Kementan Imbau Petani Kendalikan OPT Sejak Dini

Kementan Imbau Petani Kendalikan OPT Sejak Dini
Petani di sawah. Foto: Kementan

Secara terpisah, salah seorang pemandu lapang dari BBPOPT Yadi Kusmayadi mengatakan, bimbingan teknis pengendalian (bimtekdal) kepada kelompok tani sudah dilakukan secara berkesinambungan.

Para petani itu diberikan bimbingan selama satu musim tanam dengan pola sekolah lapangan pengelolaan hama terpadu (SLPHT).

Proses bimbingan ini dinilai paling efektif dalam proses pembelajaran.

Pada musim tanam (MT) 2018, BBPOPT telah melakukan pendampingan pengawalan OPT di semua kabupaten di Jawa Barat.

Mereka berkoordinasi dengan petugas setempat, POPT, PPL, koortikab, korluh. Petani dipandu untuk melakukan pengamatan OPT secara mandiri dan rutin serta menyusun tindakan pengendalian dengan memahami enam tepat dalam pemakaian pestisida sampai pemanfaatan musuh alami.

Pendampingan itu membuat intensitas serangan OPT tahun 2018 dapat dikendalikan. Serangan  OPT pada Januari-September 2017 menyebabkan terkena seluas 368.900 dan puso seluas 8.892 hektare.

Sementara itu, serangan  OPT pada Januari-September 2018 menyebabkan terkena seluas 241.745 hektare dan puso seluas 2.393 hektare. Angka puso ini menurun drastis sampai dengan 72,88 persen.

Salah satu kelompok tani yang berhasil menerapkan pengamatan rutin mandiri adalah Kelompok Tani Setia Asih 5, Desa Karang Setia, Kecamatan Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi Jawa Barat.

Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor penyebab tidak tercapainya target produksi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News