Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan

Kementan Mengevaluasi Upsus Antisipasi Darurat Pangan di Kalimantan Selatan
Evaluasi Upsus di Banjarbaru. Foto: source for JPNN

Dedi juga mengajak semua tim UPSUS Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalsel agar bekerja keras guna mencapai target yang telah disepakati.

"Target yang harus dicapai di Kalsel ada 46.340 Ha untuk optimalisasi lahan rawa, 100.704 Ha untuk pompanisasi dan 5.567 Ha untuk padi gogo tumpangsari perkebunan," ujarnya.

Dedi mengungkapkan bahwa peningkatan produksi padi melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa berkelanjutan berbasis pertanian modern sangat diperlukan.

Hal itu sejalan dengan upaya mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan El Nino yang terjadi sejak Februari 2023.

“Dampak dari El Nino stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun dahulu bisa menghasilkan 32,5 juta ton, tahun ini hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah manusia yang makan makin meningkat, hampir empat juta tiap tahunnya,” ungkapnya.

"Indonesia memiliki 33,3 juta Ha rawa dan sekitar 9,5 juta Ha potensial untuk lahan pertanian produktif. Maka, perlu segera dilakukan UPSUS Peningkatan Produksi Padi melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Berkelanjutan Berbasis Pertanian Modern."

"Tahap awal akan dilakukan optimalisasi lahan rawa sebesar 400 ribu Ha pada sebelas provinsi di Indonesia dan pada Provinsi Kalsel sebesar 46,3 ribu Ha,” ujarnya.

Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Percepatan Peningkatan Produksi Pertanian, Muhammad Arsyad, mengatakan dari tiga klaster, Kalsel termasuk dalam pemantauan khusus.

Program yang dicanangkan oleh Mentan Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan nasional.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News