Kementan: Program Green House di Bogor Cikal Bakal Pemasok Tanaman Hias Ekspor
Model bisnis dengan bekerja sama dengan masyarakat ini, kata Ade, sejatinya amanat dari Menteri Pertanian.
Dia mengatakan Mentan SYL menyampaikan kalimat sederhana kalau potensi itu jangan dipegang sendiri oleh Minaqu.
"Atas dasar itulah kami melakukan kemitraan dengan masyarakat di sekitar,” ujar Ade.
Adanya ide mereplikasi model kerja sama dengan petani lokal, dirasa dirinya bukanlah hal yang sulit.
Hal itu lantaran Indonesia merupakan negara yang memiliki biodiversifikasi dengan kekayaan plasma nutfah masing-masing.
Sehingga bisa memanfaatkan kekhasan plasma nutfah yang dimiliki masing-masing daerah untuk dikembangkan.
“Kami ingin secara bertahap warga bisa mandiri secara bisnis. Jadi, pendampingan selama dua tahun ke depan diharapkan bisa melahirkan pusat tanaman hias yang dapat menyuplai langsung wilayah Eropa, Amerika, dan Asia Pasifik,” papar Ade.
Lurah Bojongkerta Hari Cahyadi mengatakan pola kemitraan dengan masyarakat petani di lingkungannya ialah wujud pemerintah hadir di tengah masyarakat.
Kementerian Pertanian menyebut program pengembangan green house merupakan salah satu yang diinginkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
- Perbanyak Petani Milenial, Kementan Ingin Genjot Produksi Pangan
- Kementan Komitmen Suskseskan UPPO-Biogas, Konservasi Air, hingga Modernisasi Pertanian
- Sumedang jadi Percontohan Pengembangan Program HDDAP, Siapkan Kembangkan Cabai
- Jajaki Peluang Ekspor, Pupuk Kaltim Siapkan Produk Binaan UMKM
- Endus Temuan Food Estate, Auditor BPK Minta Rp12 Miliar dari Kementan agar Tutup Mata
- SYL Pakai Uang Karyawan Kementan Untuk Bayar Gaji PRT