Kementan Rencana Impor Daging untuk Ramadhan dan Idul Fitri, Stok Kurang?

Kementan Rencana Impor Daging untuk Ramadhan dan Idul Fitri, Stok Kurang?
Pemerintah melalui Kementan berencana mengimpor daging sapi untuk ramadhan dan idul fitri. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mengimpor daging sapi dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan ramadhan dan idul fitri.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah menjelaskan, data kebutuhan daging sapi dan kerbau nasional 2021 mencapai 696.956 ton dengan perhitungan konsumsi per kapita 2,56 kilogram per tahun. Namun, di sisi lain, ketersediaan pasokan lokal hanya 473.814 ton.

Maka, kebutuhan dan ketersediaan daging sapi/kerbau nasional sepanjang 2021 masih kurang sebanyak 223.142 ton.

"Kekurangan tersebut akan dipenuhi dari impor baik dalam bentuk sapi bakalan, bakalan yang dipotong dan impor daging sapi atau kerbau," kata Nasrullah di Jakarta, Selasa (9/2).

Dia menjelaskan, impor yang akan dilakukan pemerintah, adalah sapi dalam bentuk bakalan sebanyak 502 ribu ekor. Sementara itu, bakalan potong sebanyak 430 ribu ekor atau setara 96.367 ton dan impor daging sapi dan kerbau sebanyak 185.500 ton.

"Dari stok akhir 2021 ini, akan didapatkan sebanyak 58.725 ton untuk pemenuhan kebutuhan daging Januari sampai Maret 2022," jelas Nasrullah.

Dia juga mengimbau para importir yang telah memperoleh rekomendasi dan izin agar segera merealisasikan impor daging sapi beku pada Maret, April dan Mei 2021. Hal ini demi menjaga ketersediaan stok dan stabilisasi harga daging sapi dan kerbau pada Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 2021.

Menurut laporan dari para importir per 28 Januari 2021, stok daging yang ada di importir swasta dan BUMN masih tersedia sebanyak 6.998,69 ton daging sapi dan kerbau, termasuk 477,45 ton jeroan.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) berencana mengimpor daging sapi dan kerbau untuk memenuhi kebutuhan ramadhan dan idul fitri. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah menjelaskan, data kebutuh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News