Kemungkinan Pencurian Data di Facebook Masih Terjadi

Kemungkinan Pencurian Data di Facebook Masih Terjadi
Facebook. Foto: REUTERS

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Keamanan Siber Communication and Information System Security Research Center (CissRec) Ibnu Dwi Cahyo mengungkapkan, pencurian data di Facebook itu memang berpotensi pula dipergunakan untuk kepentingan politik sama seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

Data yang dicuri melalui pihak ketiga itu bisa dipergunakan untuk memotret perilaku pengguna Facebook.

”Dan paling penting itu data behaviour kita. Itu jadi riset yang mahal harganya. Seperti kita posting apa, kemana saja. Itu diteliti untuk menganalisis kebiasaan,” ujar Ibnu kepada Jawa Pos.

Meskipun memang sejuta data yang dicuri itu terjadi sekitar 2013 dan 2014, ada kemungkinan masih berlanjut hingga sekarang. Lantaran data itu diambil dengan cara pengguna Facebook memainkan kuis dari penyedia pihak ketiga.

Kuis tersebut biasanya dipakai untuk bahan candaan misalnya seperti menilai wajah mirip artis siapa atau usia sekian akan seperti tokoh siapa.

”Sebelum main game itu akan ada pemberitahuan apakah aplikasi boleh mengakses data di Facebook atau tidak. Termasuk data kontak pribadi kita,” jelas dia. Nah data yang bisa diakses itu juga termasuk data unggahan. Sebagai langkah pencegahan pengguna media sosial bisa membuat pengaturan akses informasi data pada aplikasi.

Tapi, menurut Ibnu, untuk kepentingan keamanan data jangka panjang pemerintah perlu lebih tegas kepada Facebook. Misalnya mengharuskan mereka membuat server data di Indonesia.

Hal yang sama penah dilakukan pada aplikasi lainnya semisal Blackberry. ”Dengan membangun server di Indonesia. Artinya Kominfo bisa kontrol terhadap pengguna tanah air,” tegas dia. (tau/jun)


Ibdu mengatakan, meskipun pencurian data di Facebook terjadi sekitar 2013 dan 2014, ada kemungkinan masih terjadi hingga sekarang.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News