Kena Kartu Merah, Pemain Aniaya Wasit

Kena Kartu Merah, Pemain Aniaya Wasit
Para pemain Papua Barat saat mengeroyok wasit di Stadion Sempaja Samarinda. Foto: Farid Fandi/JP
SAMARINDA – Insiden memalukan kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia. Ironisnya, peristiwa itu terjadi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Kalimantan Timur (Kaltim), even empat tahunan yang digembar-gemborkan sebagai kawah candradimuka pembinaan olahraga tanah air.

Kericuhan terjadi pada laga Babak Enam Besar PON XVII grup E antara tim Papua Barat versus DKI Jakarta di Stadion Sempaja, Samarinda, Kamis malam (10/7). Pertandingan itu akhirnya dimenangkan DKI Jakarta dengan skor 2-0 (1-0).

Keributan berawal dari keputusan wasit Hendra Kardiana yang memberikan kartu kuning kedua alias kartu merah kepada Kapten Papua Barat Patrich Wanggai pada menit ke-55. Hal itu langsung direaksi keras kubu Papua Barat.

Para pemain merubung dan mengeroyok wasit. Meski sempat mengelak, Hendra akhirnya tidak bisa menghindar ketika salah seorang ofisial tim Papua Barat melayangkan pukulan telak ke kepala kirinya. Hendra pun jatuh. Petugas keamanan langsung mengamankan wasit ke tribun utama. Wasit asal Jogjakarta itu pun dirawat dan pertandingan terpaksa dihentikan sekitar lima menit.

Namun, ketika pemain sudah tenang, Hendra belum juga masuk lapangan. Sejurus kemudian, wasit masuk lapangan dengan perban di kepala. Kubu Papua Barat melakukan protes keras agar wasit diganti. Tapi, protes itu diabaikan dan pertandingan tetap berlanjut.

Ketika wasit Hendra meniup peluit panjang, para pemain Papua Barat kembali beraksi. Karena tidak bisa lagi mengejar Hendra yang sudah dilindungi polisi, mereka mengalihkan sasaran kepada Asisten Wasit II Jaka Suyana. Dua pemain Papua Barat, yakni David Baransano dan Grans Freno Sauyai, berlari mengejar Jaka yang berusaha menyelamatkan diri ke tribun utama.

David yang berada lebih depan langsung memukul Jaka hingga jatuh. Ketika jatuh, Jaka berusaha melindungi tubuhnya. Tapi, David dan Frans terus melancarkan pukulan dan tendangan. Polisi agak terlambat melindungi Jaka karena terlalu fokus mengamankan Hendra.

Insiden penganiayaan wasit disesalkan kedua kubu yang bertanding. ’’Kami semua sebagai atlet ataupun pelatih yang ikut bertanding di PON XVII sudah berkomitmen untuk menjaga agar pertandingan sportif. Tapi, saya tidak mau berkomentar soal kejadian itu (pemukulan, Red),’’ kata Hendry Susilo, pelatih DKI Jakarta.

SAMARINDA – Insiden memalukan kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia. Ironisnya, peristiwa itu terjadi di ajang Pekan Olahraga Nasional

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News