Kepala BBVeteriner Maros Pastikan Kematian Sapi di Sulsel Negatif Antraks

Selanjutnya dilakukan pengujian isolasi bakteri di laboratorium BBVet Maros untuk mengkonfirmasi penyebab kematian ternak tersebut.
"Selama ini di Sulawesi Selatan, penyebab kematian mendadak ternak ruminansia secara umum disebabkan oleh keracunan, malnutrisi dan antraks", ungkap Risman.
"Karena merupakan daerah endemis antraks, sehingga nekropsi bukan merupakan pilihan yang harus dilakukan," sambungnya.
Lebih lanjut, Risman mengatakan jika daerah tersebut juga sebagian besar peternak melakukan pemeliharaan dengan sistem ekstensif.
Ternak hanya berada di kandang pada malam hari dan siang hari dilepas ke area penggembalaan.
"Cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini menyebabkan ternak dapat dehidrasi di area penggembalaan," urai Risman.
Meskipun sudah dipastikan negatif antraks, tetapi pihaknya akan melakukan investigasi lanjutan.
Hal ini, kata dia, untuk memastikan situasi penyakit hewan khususnya di Kabupaten Maros dalam kondisi terkendali dan aman.
Kementerian Pertanian (Kementan) Risman Mangidi memastikan satu ekor sapi yang mati di Desa Marumpa Kecamatan Marusu, Maros, Sulawesi Selatan pada 23 Juni.
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH