Kepala BIN Bantah Jemput Mantan Ketum Partai Demokrat

Kepala BIN Bantah Jemput Mantan Ketum Partai Demokrat
Kepala BIN Bantah Jemput Mantan Ketum Partai Demokrat

jpnn.com - JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) diserang isu tak sedap. Institusi yang bermarkas di Pejaten, Jakarta Selatan itu disebut-sebut menghalang-halangi mantan ketua umum Partai Demokrat Prof Dr Subur Budhisantoso menghadiri dialog yang diadakan ormas milik Anas Urbaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) pada Jumat (18/10).

Kepala BIN Marciano Norman langsung mengklarifikasi isu tersebut dengan jumpa pers di kantornya, Jalan Seno Raya, Pejaten Timur, Jakarta Selatan tadi malam (19/10).  “Kami harus menjelaskan bahwa isu itu sama sekali tidak benar,” kata Marciano. Jumpa pers kepala BIN di kantor intelijen jarang terjadi karena seharusnya BIN instansi yang tertutup dari akses publik.

Marciano mengaku sudah berkomunikasi dengan Subur setelah mendengar isu itu. “Beliau juga terkejut dan meminta maaf karena memang tidak ada agenda pertemuan dengan saya selaku kepala BIN,” katanya.

Mantan komandan Paspampres itu menjelaskan operasional BIN berlandaskan UU No 17/2011 yang mengatur tentang intelijen negara. BIN wajib menjaga independensi atas kepentingan parpol dan kelompok tertentu. “Kami ini milik seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, bukan golongan atau parpol tertentu,” tegas Marciano.

Dia mengaku sangat kecewa dengan pihak yang menyebarkan isu penculikan itu. “ Saya ulangi dan tegaskan, tidak ada kepentingan dan tidak ada agenda Prof Subur menemui kepala BIN hari itu (Jumat, 18/10), apalagi sampai dibilang menculik,” katanya. Marciano mengaku tidak rela BIN dipolitisir. “Ini akan mengikis kepercayaan publik pada BIN dan sangat merugikan institusi,” imbuhnya.

Marciano berharap pihak yang menyebarkan isu penculikan meminta maaf dan menarik ucapannya. “Kami belum tahu apa motifnya, tapi kami juga sedang mempertimbangkan langkah hukum karena ini sangat menyesatkan opini masyarakat,” katanya.

Marciano menjelaskan, dirinya perlu membuat bantahan terbuka karena jika tidak opini akan berkembang secara liar. “Nanti semua orang akan beranggapan kami melakukan kejahatan.  Karena itu, masyarakat harus tenang, BIN sudah diatur undang-undang. Kami tidak boleh melakukan penjemputan, penculikan, atau apapun yang diisukan itu,” katanya.

Saat memberi pernyataan, Marciano didampingi para deputinya. Nada bicaranya keras dan tegas serta meninggi di beberapa kalimat.  

JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) diserang isu tak sedap. Institusi yang bermarkas di Pejaten, Jakarta Selatan itu disebut-sebut menghalang-halangi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News