Kepala BKP Kementan Berikan Solusi Atasi Gizi Buruk di Dunia

Sidang FAO KE-159 di Roma

Kepala BKP Kementan Berikan Solusi Atasi Gizi Buruk di Dunia
Delegasi Kementerian Pertanian di Sidang Dewan FAO ke-159 di Roma, Italia, Senin (4/6). (Foto: kementan/jpnn)

Tema diatas diambil berdasarkan hasil diskusi dengan tema "Improving Small-scale Farmers Welfare" yang diadakan di sela-sela Konferensi Regional FAO Asia Pasifik ke-34 di Fiji pada 8-13 April 2018 lalu.

Pemerintah berkeyakinan bahwa perhatian yang cukup untuk petani skala kecil dari masyarakat internasional dapat menghilangkan kemiskinan dalam segala bentuknya sebagaimana tertuang dalam kesepakatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.

Upaya peningkatan pendapatan di wilayah pedesaan juga mendapat perhatian dari anggota Dewan FAO termasuk Indonesia. Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan oleh FAO adalah mempromosikan lokasi Globally Important Agriculture Heritage System (GIAHS) sebagai lokasi wisata pertanian yang berwawasan lingkungan.

“Bersama dengan negara lainnya, Indonesia memandang program GIAHS FAO merupakan salah satu solusi berkelanjutan dalam mengembangkan wilayah pedesaan baik dari segi perolehan pendapatan maupun konservasi lingkungan dari kegiatan pertanian. Hal ini ibarat pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui,” jelas Agung.

Selain isu substansi di atas, pengelolaan internal organisasi FAO yang lebih berkeadilan juga mendapat sorotan anggota Dewan FAO.

Negara anggota Dewan FAO mengusulkan perlunya keseimbangan keterwakilan negara anggota sebagai bagian dari perjuangan negara-negara berkembang dalam meningkatkan keterwakilannya dalam struktur organisasi FAO yang selama ini masih didominasi oleh sumber daya manusia dari negara maju khususnya dari Eropa.

Peningkatan keseimbangan keterwakilan tersebut merupakan salah satu mandat FAO untuk meningkatkan kapasitas negara anggotanya. (jpnn)


Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Indonesia menegaskan sumber daya pangan lokal merupakan solusi untuk mengatasi tiga masalah gizi buruk di dunia.


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News