Kepala BMKG Terangkan Dampak La Nina, Simak Selengkapnya
jpnn.com, JAKARTA - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut sejumlah daerah yang berpotensi mengalami banjir dari November 2020 hingga Januari 2021.
Pada periode tersebut terjadi peningkatan curah hujan yang dipicu puncak iklim global La Nina.
Dwikorita menyampaikan itu saat menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Bidang Nasional Kebudayaan dengan tema 'Gerakan Menanam Pohon Kepala Daerah PDI Perjuangan se-Indonesia', Sabtu (31/10).
Menurut dia, La Nina dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan musiman di Indonesia.
Berdasarkan catatan historis data hujan Indonesia, pengaruh La Nina tidak seragam tergantung pada bulan, daerah dan intensitas La Nina.
Namun, sebagian wilayah di Indonesia tengah dan timur diperkirakan mendapatkan curah hujan di atas normal selama musim hujan 2020 sampai 2021.
Menurut Dwikorita, perlu diantisipasi dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi banjir, banjir bandang, longsor angin kencang, dan puting beliung yang berpotensi mengancam sektor pertanian, perhubungan (transportasi), Infrastruktur, Kesehatan, dan keselamatan masyarakat.
"Sebagai langkah mitigasi perlu dilakukan optimalisasi tata kelola air secara terintegrasi dari hulu hingga hilir, danau embung sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih," kata Dwikorita.
Fenomena La Nina dapat meningkatkan akumulasi curah hujan bulanan dan musiman di Indonesia.
- Prakiraan Cuaca Riau 26 April 2024, BMKG: Waspada Petir, Hujan Lebat
- BMKG Sebut Ada Risiko Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Ini
- Prakiraan Cuaca Riau 23 April 2024, BMKG: Waspada Petir, Hujan Lebat
- Hujan Lebat Diperkirakan Guyur Sebagian Besar Daerah
- Gempa Magnitudo 5,1 Bikin Warga Pacitan Takut
- Prakiraan Cuaca di Sulut Beberapa Hari ke Depan, Waspadai Banjir & Tanah Longsor