Kepala BPIP Sebut Ulama dan Santri Aceh sebagai Pejuang untuk Tegakkan Pancasila

Kepala BPIP Sebut Ulama dan Santri Aceh sebagai Pejuang untuk Tegakkan Pancasila
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D (kedua kanan) saat acara peresmian Tugu Kongres Santri Pancasila di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (29/9). Foto: Humas BPIP

jpnn.com, ACEH BARAT - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D meresmikan Tugu Kongres Santri Pancasila di Meulaboh, Aceh Barat, Kamis (29/9).

Profesor Yudian dalam sambutannya membawa memori masyarakat Aceh yang hadir untuk kembali mengingat jasa para pahlawan Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dia menyebut para Santri dan Ulama berperan besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

“Bapak Dr. Mr. H. Muhammad Hasan berperan aktif dalam merumuskan sila-sila dalam Pancasila. Tak lupa juga warga Aceh merasa bangga karena tak sampai empat bulan setelah penggalangan dana, pesawat pertama Indonesia berhasil dibeli.  Itulah salah satu peran besar Aceh untuk perjuangan diplomatik internasional melalui pembuatan pesawat,”  ujar Yudian.

Tugu yang berdiri di depan Masjid Agung Baitul Makmur, Kota Meulaboh, Aceh Barat ini menjadi simbol perjuangan para ulama dan santri Aceh dalam mempertahankan keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila.

Gubernur NAD yang diwakili Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Kerja Sama, Iskandar Sukri mengungkapkan adanya Tugu Kongres Santri Pancasila ini penting dalam memaknai persatuan dalam bingkai nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Aceh.

“Ini membuktikan bahwa para Ulama dan Santri di Aceh mencintai Indonesia dan tugu ini menjadi simbol persatuan di Aceh yang tetap menjalankan Syariah dan muamalah dalam naungan ideologi Pancasila,” ujar Iskandar.

Iskandar Sukri menambahkan peresmian tugu ini menjadi momentum semangat bangkit masyarakat Aceh dalam membangun dan menjaga persatuan NKRI.

Tugu di depan Masjid Agung Baitul Makmur Aceh Barat ini jadi simbol perjuangan para ulama dan santri Aceh dalam mempertahankan NKRI dan tegaknya Pancasila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News