Kepruk Kendil

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kepruk Kendil
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Tantangan yang mengadang di depan terlalu besar untuk bisa dihadapi dengan pendekatan zero sum game. Kondisi geopolitik internasional tidak menentu.

Masa terburuk pagebluk Covid-19 sudah berhasil kita lewati, tetapi ancamannya tidak sepenuhnya hilang. Butuh waktu panjang untuk melakukan recovery ekonomi yang macet selama dua tahun akibat pandemi.

Ketika dunia tengah berjuang memulihkan diri, pecah perang Rusia vs Ukraina yang membuat ekonomi dunia babak belur. Krisis energi, krisis pangan, dan krisis keuangan menjadi momok yang menakutkan bagi negara manapun.

Perang yang sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan berhenti akan memakan korban. Banyak negara LIC, low income countries, yang akan ambruk menjadi failed states, negara gagal.

Kondisi politik di dalam negeri menjelang suksesi 2024 makin hiruk pikuk. Polarisasi dua kubu belum ada tanda-tanda akan berakhir. Bahkan, naga-naganya, polarisasi lama dalam Pilpres 2019 akan berulang lagi.

Seperti dalam permainan kepruk kendil, mata tertutup tidak tahu arah. Ketika kita tengah bingung mencari arah, teriakan dan tekanan dari luar terasa semakin membingungkan.

Seperti anak kecil yang bermain kepruk kendil, kita makin bingung ketika orang-orang di sekitar kita berteriak-teriak. Ada yang menertawakan, ada yang memberi arahan yang salah, dan banyak yang mencaci-maki.

Mudah-mudahan, rakyat masih cukup punya kesabaran menghadapi semua ketidakpastian masa depan ini. Kalau mereka kehilangan kesabaran, mereka bisa menjadi anak kecil pemegang pentungan yang marah.

Bangsa ini, persis seperti gambaran anak kecil yang sedang bermain kepruk kendil. Mata tertutup tak bisa melihat arah. Kita sering tersesat jauh dari sasaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News