Kepulangan Terakhir Yuli Bersama Suami dan Dua Buah Hati

Kepulangan Terakhir Yuli Bersama Suami dan Dua Buah Hati
DUKA: Theo Lekatompessy, adik kandung dari Charles Tamtelahitu, yang menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia, menerima ucapan duka dari kerabatnya, Jumat (18/7). Foto: Dipta Wahyu/Jawa Pos

Kepergian pemuda yang masih tercatat sebagai mahasiswa semester akhir Jurusan Perhotelan Undiksha, Buleleng, itu dirasa seperti mimpi buruk. Awal mendengar meninggalnya Sujana, Ginastra mengaku tidak percaya. Sebab, Kamis lalu (17/7) Sujana masih menghubungi adiknya, Kadek Surati, melalui telepon dan mengabarkan akan pulang ke Indonesia. ”Bilangnya kemarin (Kamis, Red) sudah di bandara,” ungkapnya.

Menurut Ginastra, putranya meninggalkan rumah sejak 18 Juni lalu. Dia pergi untuk menghadiri undangan pernikahan temannya, Genoit Chardome, pengusaha berkewarganegaraan Belgia yang tinggal di Canggu, Badung. Dia berangkat bersama Genoit serta dua teman dari Jawa yang bernama Hendra dan Rina. Selain ke Belgia, dia juga pergi ke Prancis dan terakhir ke Amsterdam. Hal itu terlihat juga dari foto-foto yang dia upload ke akun Facebook-nya.

Sujana adalah sosok pekerja keras. Selama berada di rumah, waktu senggang kuliah dia gunakan untuk mengajarkan bahasa Inggris secara gratis kepada warga sekitar. Menurut Ginastra, anaknya sering mengatakan ingin memajukan desanya agar tidak tertinggal. ”Dia tidak ingin melihat anak-anak di desanya putus sekolah dan tidak berpendidikan,” ungkapnya.

Supartini, 39

Goresan duka juga terlihat di kediaman keluarga besar Harto Wiyono Kemin di Dusun Sidorejo, Desa Munggur, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, kemarin pagi (18/7).

Supartini, 39, salah seorang putri Harto Wiyono, juga menjadi korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 di Ukraina. Janda yang memiliki satu anak itu dipastikan sebagai salah seorang penumpang pesawat dengan jurusan Amsterdam–Jakarta tersebut.

Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Semarang, Partini, sapaan akrab Supartini di kampung, di lingkungan setempat dikenal baik. Sejak beberapa tahun lalu, dia merantau di berbagai negara untuk bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Mulai Malaysia,

Hongkong, Singapura, bahkan Timur Tengah. Kali terakhir dia mengadu nasib di Belanda, tepatnya di Kota Den Haag. Di sana dia sudah bekerja 3,5 tahun lebih sebagai tenaga kerja nonformal untuk urusan rumah tangga.

DI antara 295 korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di perbatasan Ukraina-Rusia, ada dua keluarga asal Indonesia. Yang satu dari Solo, lainnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News