Keras! Ibas Beberkan Alasan Menolak RUU Kesehatan

Keras! Ibas Beberkan Alasan Menolak RUU Kesehatan
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menolak disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) menjadi UU Kesehatan.Foto: Dok Partai Demokrat

Untuk itu, usulan Demokrat agar mandatory spending dipertahankan minimal pada angka 5 persen untuk menunjukkan keberpihakan negara kepada kesehatan manusia dan masyarakat Indonesia.

“Jadi, clear di situ bahwa Fraksi Partai Demokrat menginginkan mandatory spending 5 persen untuk bidang kesehatan kita tetap berjalan bahkan kalau perlu ditingkatkan,” kata dia.

Selain itu, materi terkait liberalisasi dokter dan tenaga medis asing untuk menjalankan praktik di Indonesia juga menjadi sorotan. Fraksi Partai Demokrat mendukung modernisasi hospital atau rumah sakit dan peningkatan kompetensi dokter dan tenaga medis.

Partai berlambang mercy ini menginginkan adanya kemajuan tak hanya dari segi infrastruktur kesehatan saja, tetapi juga sumber daya, dokter, perawat, dan para tenaga lainnya.

Namun, liberalisasi dokter dan tenaga medis asing yang sangat berlebihan dirasa tidak tepat dan tak adil.

"Ingat, dokter di Indonesia juga kalau mau berpraktik di luar negeri ada aturan-aturannya. Saya pikir ketat yang tidak semudah dibayangkan bagi dokter dan tenaga medis kita untuk bekerja di luar negeri,” ucap Ibas.

Secara personal, putra Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ini juga menyampaikan bahwa dirinya sangat senang dan berterima kasih kepada para tenaga medis dan fasilitas kesehatan di Indonesia.

“Saya secara personal berterima kasih dengan segala fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia. Baik saya, mungkin keluarga besar saya, kami yakin bahwa pada saatnya rumah sakit dan kesehatan kita, semakin hari semakin maju menjadi semacam world class hospital,“ tambahnya.

Fraksi Demokrat DPR RI menolak disahkannya Rancangan Undang-undang (RUU) menjadi UU Kesehatan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News