Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Andalkan Surat Utang

Kerek Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Andalkan Surat Utang
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang Brodjonegoro. FOTO: Dok. JPNN.com

”Banyak lembaga yang hanya mau membeli surat berharga kalau rating dari tiga agensi (Moody's, S&P, dan Fitch, Red) sudah investment grade. Jadi, harapannya, surat utang kita bisa lebih kompetitif,’’ ungkap Bambang.

Kenaikan rating juga memberikan angin segar bagi pasar modal Indonesia. Sejumlah emiten memantapkan rencana melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun ini.

’’IPO yang tadinya agak lesu justru akan dapat respons lebih bagus dari yang kemarin,’’ ucap Direktur Head of Investment Banking Bahana Sekuritas Andi Sidharta.

Tingginya minat emiten yang ingin go public tahun ini juga terdorong perbaikan kinerja ketimbang tahun lalu.

Andi memprediksi kinerja saham-saham perbankan terdongkrak karena risiko kreditnya akan semakin kecil.

Perbaikan rating kredit juga bisa memberikan efek positif pada perusahaan yang menerbitkan global bond karena biaya dananya turun.

Imbasnya, realisasi investasi diharapkan semakin meningkat. ’’(Saham) infrastruktur juga terpengaruh,’’ jelas Andi.

Perusahaan investasi Goldman Sachs Group Inc. pada Maret lalu memproyeksikan kenaikan rating kredit Indonesia berpeluang meningkatkan daya tarik aset di antara investor institusi konservatif Jepang serta membantu menyerap dana hingga USD 5 miliar.

Pemerintah mengandalkan surat utang negara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News