Keren, Miniatur Moge dari Limbah Paralon Ini Tembus Pasar Mancanegara
Bahrun menuturkan awal mula membuat miniatur moge pada 2013 akhir, kendati bahan baku produk menggunakan timah. Kemudian pada 2015 awal beralih menggunakan bahan PVC.
"Saya beralih membuat karya dari bahan timah ke PVC setelah dapat saran dari konsumen, yang merasa kasihan dengan saya dan keluarga saya akan bahaya radiasi dari timah," tuturnya.
Bahrun menyebutkan sebelum pandemi Covid-19, rata-rata setiap tahun bisa membuat karya miniatur moge sekitar 15-20 unit tergantung kerumitannya, namun pada masa pandemi tahun lalu hanya ada 8 pesanan.
Bahrun mengaku membuat miniatur moge ini belajar secara otodidak dan tidak mempunyai latar pendidikan seni maupun teknik mesin.
"Saya hanya lulusan SMA, saya membuat karya ini karena kepepet oleh keadaan harus mencukupi kebutuhan keluarga," beber Bahrun. (jpnn)
Warga Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung Bahrun Mustofa tidak menyangka keterampilannya membuat miniatur motor gede (moge) klasik diminati konsumen dari mancanegara.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun
- Amartha Perkuat Komitmen Membangun Ekosistem Finansial Inklusif di Asia Tenggara
- Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan I 2024: Ekspansi Masih Melambat, tetapi Tetap Prospektif
- Pembekalan Teknologi Digital untuk Nasabah PNM Terus Digeber
- Sinergi TikTok Shop & Tokopedia Diyakini Turut Percepat UMKM Go Digital
- PNM Mekaar Bikin UMKM Aneka Minuman di Kupang Makin Moncer