Kerumunan Telah Terbukti Menciptakan Klaster Covid-19, Jangan Gegabah dan Egois

Kerumunan Telah Terbukti Menciptakan Klaster Covid-19, Jangan Gegabah dan Egois
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

jpnn.com, JAKARTA - Kegiatan yang melibatkan kerumunan massa telah memberi dampak timbulnya klaster penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

"Berdasarkan data nasional, terdapat berbagai kegiatan kerumunan yang berdampak pada timbulnya klaster penularan Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

Dia memerinci, beberapa waktu lalu pada Sidang GPIB Sinode yang menghasilkan 24 kasus pada lima provinsi.

Klaster ini berawal dari kegiatan agama yang dilakukan di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti 685 peserta.

Kemudian klaster itu berkembang dan menyebar ke provinsi lainnya yakni Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat.

Lalu, klaster kegiatan Bisnis Tanpa Riba menghasilkan 24 kasus di tujuh provinsi dan menimbulkan korban jiwa sebanyak tiga orang atau case fatality rate kasus ini mencapai 12,5%.

Sama seperti klaster GPIB Sinode, klaster ini berawal dari kegiatan yang ada di Bogor yang diikuti 200 peserta.

Kasusnya berkembang dan menyebar ke berbagai provinsi seperti Lampung, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Papua.

Prof Wiku membeberkan data kegiatan yang melibatkan kerumunan, yang akhirnya menimbulkan klaster Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News