Kerumunan Telah Terbukti Menciptakan Klaster Covid-19, Jangan Gegabah dan Egois

Kerumunan Telah Terbukti Menciptakan Klaster Covid-19, Jangan Gegabah dan Egois
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Foto: Tim Komunikasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Di Lembang, Jawa Barat terdapat klaster Gereja Bethel. Kegiatannya melibatkan sekitar 200 peserta menghasilkan 226 kasus dengan infection rate mencapai 35%.

Lalu, klaster Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dengan total peserta sekitar 8.761 orang menghasilkan 1.248 kasus pada 20 provinsi. Dan klaster Pondok Pesantren Temboro di Jawa Timur menimbulkan 193 kasus di 6 provinsi di lebih dari 14 kabupaten/kota dan satu negara lain.

"Jadi tidak heran bahwa klaster tersebut terjadi karena adanya kerumunan di masyarakat. Dan masyarakat akan sulit menjaga jarak," imbuh Wiku.

Fenomena klaster kerumunan juga pernah terjadi saat kapal pesiar besar Diamond Princess, mengangkut 2.000 - 4.000 penumpang dan harus dikarantina di Jepang pada bulan Februari tahun 2020.

Kondisi di dalamnya penuh sesak dan sulit menjaga jarak. Akibatnya, sebesar 17% dari 3.700 penumpang dan awak kapal terinfeksi Covid-19.

Berbagai pengalaman ini, sesuai penelitian dari Ibrahim dan Memish tahun 2020, yang menyatakan bahwa kemungkinan adanya hubungan dua arah antara kerumunan dan penyebaran penyakit menular.

Prof Wiku membeberkan data kegiatan yang melibatkan kerumunan, yang akhirnya menimbulkan klaster Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News