Kerusuhan Nepal Menewaskan Tujuh Polisi dan Seorang Anak

Kerusuhan Nepal Menewaskan Tujuh Polisi dan Seorang Anak
Demonstran secara tiba-tiba mengurung polisi dan menyerang mereka dengan menggunakan pisau, sabit, kapak dan tombak. Foto: Reuters

jpnn.com - KATHMANDU - Nepal sedang dilanda bentrokan politik yang mengerikan. Bahkan untuk meredakan kerusuhan itu, pemerintah sampai mengerahkan militer ke kawasan selatan negera itu. Insiden mengerikan itu setidaknya menewaskan  delapan orang, diantaranya tujuh orang polisi dan seorang anak.

Peristiwa itu berawal ketika anggota kelompok etnik Tharu meminta hak lebih besar berdasarkan konstitusi baru, melanggar jam malam dan akhirnya bentrok dengan pasukan keamanan.

Seperti dilansir kantor berita AFP yang dikutip laman BBC, Selasa (25/8), bahwa kekerasan itu terjadi ketika polisi tidak lagi mampu membendung desakan demonstran memasuki wilayah terlarang. 

Polisi yang berusaha mencegah para demonstran merusak kantor pemerintah di kota Tikapur, 420 kilometer sebelah barat Kathmandu itu jadi bulan-bulan demonstran.

"Para demonstran secara tiba-tiba mengurung polisi dan menyerang mereka dengan menggunakan pisau, sabit, kapak dan tombak," ujar Menteri Dalam Negeri Nepal Bam Dev Gautam.

Lebih mengerikan lagi, seorang anggota kepolisian juga dikabarkan dibakar hidup-hidup oleh para demonstran. Sampai saat ini belum ada informasi peristiwa itu menewaskan pihak demonstran.

Protes ini sudah belangsung beberapa hari mengenai rencana Nepal mengubah konstitusi. Tujuannya merestrukturisasi Nepal menjadi negara federal. Mereka menginginkan Nepal terdiri dari tujuh provinsi dan menarik batas di daerah yang terpecah karena perang saudara. 

Tapi kelompok etnik pinggiran memprotes rencana itu. Salah satu dari etnik itu adalah etnik Tharu yang menginginkan hak lebih besar jika kontitusi baru itu disahkan.(ray/jpnn)

KATHMANDU - Nepal sedang dilanda bentrokan politik yang mengerikan. Bahkan untuk meredakan kerusuhan itu, pemerintah sampai mengerahkan militer ke


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News