Kerusuhan Sepakbola di Mesir, 74 Orang Tewas
Jumat, 03 Februari 2012 – 05:15 WIB
Targetnya adalah Ultras Al-Ahly. Sebab, kelompok itulah yang berada di garis depan dalam "Revolusi Lapangan Tahrir" yang berbuntut pada lengsernya Presiden Hosni Mubarak pada Februari tahun lalu.
Baca Juga:
Dengan pengalamannya "bertempur" menghadapi suporter klub lain, Ultras memandu para demonstran menghadapi kebrutalan aparat serta para preman bayaran yang dikerahkan rezim Mubarak. Jadi, kerusuhan seusai laga Liga Mesir antara Al-Masry melawan Al-Ahly yang berakhir 3-1 untuk kemenangan tuan rumah itu dirancang sebagai balas dendam.
Kerusuhan tersebut terjadi setelah wasit meniup peluit akhir laga yang mempertemukan klub peringkat keempat (Al-Masry) dengan peringkat kedua (Al-Ahly) Liga Mesir itu. Suasana yang memanas sejak pertandingan dimulai tersebut langsung meledak begitu suporter kedua tim berhamburan masuk ke lapangan.
Suporter Al-Ahly yang hanya berjumlah 1.200 orang tak kuasa menghadapi suporter tuan rumah yang mencapai 13 ribu orang. Apalagi, banyak laporan menyebutkan, para suporter tuan rumah dibiarkan membawa berbagai macam "amunisi" ke dalam stadion. Tak sedikit pula suporter tim tamu yang terpojok di beberapa sudut stadion yang telah dibakar pendukung tuan rumah.
KAIRO - Sembari membopong dua fans klub tamu, Al-Ahly, yang sudah tewas, Mamdouh Eid setengah berlari dengan sisa tenaga menuju pintu keluar Stadion
BERITA TERKAIT
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah