Kerusuhan Sepakbola di Mesir, 74 Orang Tewas

Kerusuhan Sepakbola di Mesir, 74 Orang Tewas
Kerusuhan Sepakbola di Mesir, 74 Orang Tewas
Targetnya adalah Ultras Al-Ahly. Sebab, kelompok itulah yang berada di garis depan dalam "Revolusi Lapangan Tahrir" yang berbuntut pada lengsernya Presiden Hosni Mubarak pada Februari tahun lalu.

 

Dengan pengalamannya "bertempur" menghadapi suporter klub lain, Ultras memandu para demonstran menghadapi kebrutalan aparat serta para preman bayaran yang dikerahkan rezim Mubarak. Jadi, kerusuhan seusai laga Liga Mesir antara Al-Masry melawan Al-Ahly yang berakhir 3-1 untuk kemenangan tuan rumah itu dirancang sebagai balas dendam.

 

Kerusuhan tersebut terjadi setelah wasit meniup peluit akhir laga yang mempertemukan klub peringkat keempat (Al-Masry) dengan peringkat kedua (Al-Ahly) Liga Mesir itu. Suasana yang memanas sejak pertandingan dimulai tersebut langsung meledak begitu suporter kedua tim berhamburan masuk ke lapangan.

 

Suporter Al-Ahly yang hanya berjumlah 1.200 orang tak kuasa menghadapi suporter tuan rumah yang mencapai 13 ribu orang. Apalagi, banyak laporan menyebutkan, para suporter tuan rumah dibiarkan membawa berbagai macam "amunisi" ke dalam stadion. Tak sedikit pula suporter tim tamu yang terpojok di beberapa sudut stadion yang telah dibakar pendukung tuan rumah.

 

KAIRO - Sembari membopong dua fans klub tamu, Al-Ahly, yang sudah tewas, Mamdouh Eid setengah berlari dengan sisa tenaga menuju pintu keluar Stadion

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News