Kesaksian JK Bisa Jadi Amunisi Bongkar Kasus Century

Kesaksian JK Bisa Jadi Amunisi Bongkar Kasus Century
Wakil Presiden RI periode 2004-2009, Jusuf Kalla usai menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (21/11). JK diperiksa sebagai saksi kasus dugaan korupsi bailout untuk Bank Century. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Hari ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta keterangan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jusuf Kalla (JK), terkait kasus dugaan korupsi bailout untuk Bank Century.  Tim Pengawas Bank Century DPR RI pun berharap keterangan JK semakin membuat terbuka langkah KPK dalam mengungkap kasus Century.

"Ya. Keterangan JK akan menjadi amunisi bukti yang kuat (bongkar kasus Century)," kata anggota Timwas Cetury DPR RI,  Hendrawan Supratikno kepada menjawab JPNN di Gedung DPR RI, Kamis (21/11).

Hendrawan bahkan punya harapan besar terhadap keterangan JK untuk menjelaskan adanya sebuah operasi untuk menunggangi persoalan di Bank Century pada tahun 2008. Pasalnya, pemberian dana talangan untuk Bank Century itu terkesan dipaksakan.

"JK menyatakan ekonomi Indonesia kuat. Tetapi di BI (Bank Indonesia, red) ada yang menyatakan ekonomi akan kiamat," jelas politikus Partai PDI Perjuangan itu.

Guru besar di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu justru mengaku sependapat jika ada pihak yang menyebut JK ditelikung. Pasalnya, JK kala itu menjalankan tugas-tugas kepresidenan karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tengah berada di luar negeri.

"Ya, dia (JK) tidak dilapori. Celakanya orang-orang yang rapat malam hari, yang bilang ekonomi akan kiamat, pagi sampai siangnya ikut menyatakan ekonomi kuat. Ada kekuatan diam-diam yang bergerak di luar jalur otoritas resmi saat itu," pungkas Hendrawan tanpa menyebut orang-orang yang dia maksud.(fat/jpnn)


JAKARTA - Hari ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta keterangan Wakil Presiden RI 2004-2009, Jusuf Kalla (JK), terkait kasus dugaan korupsi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News