Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora

Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir

Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora
Rombongan membawa tandu jenazah Prof Widjajono Partowidagdo saat menuruni lereng Gunung Tambora, Sabtu (21/4). Foto : Lombok Post/JPNN
Karena sinyal handphone tak ada, mereka harus berlari ke berbagai posisi yang kira-kira tertangkap sinyal. Begitu dapat, SMS langsung dikirim. Namun, SMS itu baru masuk ke telepon seluler sang bupati satu jam setelah dikirimkan.

Ilham Sabil, kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bima, NTB, yang sudah berada di puncak langsung turun begitu mendengar kabar tentang kondisi Widjajono. Ketika sampai di tempat Widjajono, Ilham, yang saat beristirahat di pos 3 tidur setenda dengan atasannya tersebut, melihat bahwa pria berambut gondrong itu sudah kejang-kejang.

Ilham sempat meraba urat nadi Widjajono di bagian tangan dan lehernya. Dia juga mengusap kepalanya sambil membacakan Surat Yasin. Ilham mengaku sempat melihat gerakan mulut Widjajono membaca kalimat Allahu Akbar.

Namun, sesaat kemudian Ilham meraba urat nadi di tangan dan lehernya lagi. Saat itu, sekitar pukul 09.30 Wita, dia tidak merasakan detak jantung dan diyakini Widjajono telah mengembuskan napas terakhir.

Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News