Kesaksian tentang Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran di Kampung sampai Pujian soal Kedermawanan

Kesaksian tentang Dokter Sunardi, dari Menunggak Iuran di Kampung sampai Pujian soal Kedermawanan
Para pelayat menaikkan jenazah dr Sunardi ke ambulans yang membawanya ke Tempat Pemakaman Muslim Polokarto, Sukoharjo, Kamis (10/03). Foto: Romensy Agustino/JPNN.com

Penilaian senada datang dari Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo dr. Arif Budi Satria. Memang Arif tidak mengenal Sunardi secara personal.

Arif hanya mengetahui Sunardi sebagai dokter umum yang sering melakukan praktik pengobatan untuk kepentingan sosial. "Banyak yang digratiskan oleh beliau," ujarnya.

Dokter Arif mengaku mengetahui soal itu ketika Sunardi mengurus surat izin dan administrasi praktik kedokteran ke IDI Sukoharjo.

"Kami jarang bertemu, tetapi sebagai sesama anggota IDI tentu tahu," kata Arif.

Anggota Tim Advokasi The Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono punya info lain soal Sunardi. Menurutnya, Sunardi tak hanya melayani pasien di rumahnya, tetapi juga membuka klinik di daerah Semanggi, Pasar Kliwon, Solo.

Sunardi juga menjadi ahli kesehatan bagi salah satu pondok pesantren. Selain itu, dia aktif dalam kegiatan tanggap bencana dan aktivitas sosial lainnya.

Sebagai dokter, Sunardi kerap menggratiskan biaya pengobatan para pasiennya. Oleh karena itu, dia dikenal sebagai dokter dermawan.

"Kelebihannya ialah mengabdikan jerih payahnya bersama dengan umat. Banyak kesaksian yang menyatakan itu," ujar Endro.(mcr21/JPNN.com)

Banyak yang menganggap Sunardi sebagai dokter dermawan dan aktif di kegiatan sosial. Namun, ada pengakuan lain soal Sunardi dari lingkungan tempat tinggalnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News