Kesaksian Urang Awak Saat Gempa

Kesaksian Urang Awak Saat Gempa
Kesaksian Urang Awak Saat Gempa
"Raso kalari awak sorang. Tapi dicaliak dr Aota santai se nyo. It is Ok. Ok ka ok se kecek. Wakatu itu"nan khawatir ambo se nyo. Namun nan perawat, petugas lain, nampak e menyiapkan jalan evakuasi... Pasien juo tanang (Rasa mau lari saya sendiri. Tapi dilihat Dr Aota santai saja. Semua baik-baik saja, katanya. Waktu itu yang khawatir saya saja. Namun, perawat, petugas lain, nampak menyiapkan jalan evakuasi. Pasien juga tenang, red)," kata Salim rang Belanti, Padang.

 Setelah ada pemberitahuan, menurutnya, dia disuruh mengikuti Aota menuju jalan evakuasi. "Bajalan capek sarupo urang Japang bajalan capek (Berjalan cepat seperti orang Jepang berjalan cepat, red)," katanya. Dalam ruangan itu, diperkirakan berisi 30 orang.

Waktu evakuasi, menurut Rahyus, terlihat mereka yang sehat saja dievakuasi. Sedangkan pasien diawasi dan diamankan. Terlihat ada sistem analisis kapan harus meninggalkan gedung tiap orang. Sebab, mereka tidak berlari secepat-cepatnya. Evakuasi sendiri berjalan 20 menit.

"Kita tetap mengamati jalan dan ancaman. Sambil menunggu informasi pengarah. Sesampai di bawah, kami menunggu informasi selanjutnya, apa gedung boleh lagi. Tak ada yang pulang. Tim yang mungkin relawan siap-siap dengan peralatannya," katanya, kebetulan diundang mengisi kuliah di YCUH.

GEMPA dahsyat 8,9 skala ricther melanda Kota Onahama, Fukushima, Jepang sekitar pu¬kul 14.46 waktu setempat menghadirkan pengalaman paling

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News