Kesal dengan Pemerintah, Warga Usir Imigran Rohingya dari Penampungan

Kesal dengan Pemerintah, Warga Usir Imigran Rohingya dari Penampungan
Pengungsi etnis Rohingya beristirahat di balai Desa Alue Buya Pasie, Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh, Senin (7/3/2022). Sebanyak 114 orang etnis Rohingya yang terdiri dari 58 laki-laki, 21 perempuan dan 35 anak-anak yang terdampar di perairan Jangka Bireuen pada Minggu (6/7/2022) itu masih menunggu rapat koordinasi antara UHNCR, IOM dengan pemerintah daerah terkait relokasi etnis Rohingya ke tempat penampungan sementara di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad

jpnn.com, BANDA ACEH - Kecewa dengan pemerintah, warga Desa Alue Buya Pasie, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh mengusir 114 imigran Rohingya yang terdampar awal Maret 2022.

"Informasinya, ada beberapa imigran itu hendak melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap warga. (Kejadian) ini berulang, sehingga warga tidak mau menerimanya lagi dan mengusir mereka," kata Asisten I Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Bireuen Mulyadi dihubungi dari Lhokseumawe, Senin.

Dia mengatakan seratusan imigran Rohingya tersebut kini sudah ditampung di Kantor Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen.

Apalagi, kata Mulyadi, sejak pengungsi Rohingya menempati menasah (bangunan umum di desa-desa sebagai tempat melaksanakan upacara agama, pendidikan agama, bermusyawarah) untuk tempat penampungan, warga sudah tidak bisa lagi beribadah di tempat tersebut.

"Warga sudah sangat sabar dan sangat ikhlas memberikan bantuan seadanya bagi imigran Rohingya. Tetapi, warga juga kecewa dengan ketidakpastian pemerintah untuk memindahkan mereka," katanya.

Mulyadi menyebutkan bahwa Satgas Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN) sudah mengeluarkan surat rekomendasi meminta Pemerintah Kota Pekanbaru untuk menampung para pengungsi Rohingya tersebut.

"Di Bireuen, tidak ada lokasi penampungan bagi imigran, sehingga memang harus dipindahkan. Pemkab Bireuen juga sudah menyiapkan bus relokasi mereka, tetapi lagi-lagi batal. Hal ini juga yang membuat warga kecewa," kata Mulyadi.

Mulyadi mengatakan Pemkab Bireuen terus melakukan komunikasi dengan lembaga UNHCR dan IOM terkait kepindahan para imigran Rohingya tersebut.

Ini alasan warga mengusir imigran Rohingya dari penampungan sementara yang ada di desa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News