Ketahuilah, 1.200 Pilot Menganggur

Ketahuilah, 1.200 Pilot Menganggur
Taruna Penerbang. Ilustrasi Foto: dok JPG

Alasannya, keterbatasan biaya dan tidak adanya dukungan pemerintah dan perusahaan. ”Kami secara berkala melatih pilot ab initio dengan jet training, engine, aerodinamika dan lain-lain secara cuma-cuma,” imbuhnya.

Sejatinya, jelas Rama, awal petaka itu kala edisi 2007 silam. Dunia dirgantara mengalami kekurangan para penerbang.

Untuk memenuhi kekurangan pilot itu, bermunculan sekolah-sekolah penerbangan dan pilot asing berdatangan tanpa kontrol. Efeknya, terjadi kelebihan stok pilot dan persaingan antarpilot tidak terelakkan.

Sesuai mekanisme pasar, kualitas dan biaya murah lebih berpihak pada penerbang luar negeri. ”Secara total ada 10 ribu pilot. Namun, yang aktif sekitar 8 ribu dan aktif di IPI ada 3.200 pilot. Sebaran pilot asing terdata sekitar 545-600 orang. Untuk mengatasi ini, harus ada aturan jelas antara lembaga pendidikan pilot, pemerintah dan operator dalam hal ini persahaan,” tukasnya.

Sementara Capt Syadrah Nababan menambahkan, untuk menyiapkan pilot siap pakai butuh waktu antara 3-6 bulan, dengan biaya tidak sedikit.

“Jadi, intinya terletak pada perencanaan kebutuhan SDM pilot harus baik,” ucap mantan pilot Garuda itu tanpa menyebut angka.

Di sisi lain, bilang Syadrah, ada dilema. Itu menyangkut kelebihan pilot. Di mana, lulusan flying school sudah menumpuk lebih dari 1.600 orang. Itu terjadi menyusul lulusan pilot tidak terserap dan tertampung airlines.

Dengan begitu, kondisi menjadi dilematis dan ironis. Tidak ada cara lain sambung Syadrah, pemerintah melalui Kemenhub, harus melakukan moratorium sekolah pilot dan memberi insentif.

Jumlah pilot di Indonesia yang menganggur cukup banyak. Di sisi lain, pilot asing membanjiri Indonesia, gajinya 10 kali lipat gaji pilot lokal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News