Ketergantungan Tinggi kepada Iran, Industri Turki Terbukti Rapuh

Ketergantungan Tinggi kepada Iran, Industri Turki Terbukti Rapuh
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: Turkish Presidential Press Office/Handout via REUTERS

Pihak berwenang Turki telah mengumumkan rencana penghentian pasokan listrik dan gas alam untuk konsumen besar di zona industri dan sejumlah pembangkit listrik karena terbatasnya pasokan gas dari Iran.

Menteri Perindustrian Turki Mustafa Varank mengatakan bahwa sektor manufaktur harus mampu menghadapi penurunan produksi akibat pemadaman listrik.

"Sektor industri cukup kuat untuk mengatasi periode ini yang akan berlangsung selama beberapa hari," kata Varank saat berpidato pada pembukaan pameran furnitur di Istanbul, Senin (24/1).

Para produsen makanan di Turki mengatakan pemadaman listrik 72 jam di zona industri akan membahayakan keamanan pangan dan menimbulkan ancaman bagi barang-barang di unit penyimpanan.

"Unit penyimpanan dingin membutuhkan listrik. Keterbatasan energi menimbulkan risiko serius terhadap keamanan pangan," kata Serikat Manufaktur dan Produsen Produk Organik Turki, yang meminta pengecualian dari pemadaman gas dan listrik.

Iran memasok 16 persen dari kebutuhan gas alam Turki dalam 10 bulan pertama pada 2021, menurut data resmi terbaru.

Harga energi telah meningkat tajam di Turki yang didorong oleh kenaikan harga energi global dan penurunan 44 persen nilai mata uang lira terhadap dolar AS pada 2021.

Pada Januari 2022, tarif listrik di Turki dinaikkan sebanyak 125 persen untuk pengguna komersial dengan permintaan tinggi, dan dinaikkan sekitar 50 persen untuk rumah tangga dengan permintaan rendah. (ant/dil/jpnn)

Kasus terhentinya aliran gas Iran pekan lalu membuktikan betapa rapuhnya industri Turki di era Presiden Erdogan

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News