Ketidaksukaan Soeharto pada Keputusan Bung Karno soal Pranoto Pascaperistiwa G30S

Selanjutnya, Soeharto memerintahkan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo selaku komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) merebut RRI dari G30S.
Sebelumnya, RRI menjadi corong bagi Letkol Untung Syamsuri. Komandan Tjakrabirawa itu membuat tiga maklumat melalui RRI.
Pada pukul 07.00, RRI mengudarakan maklumat pertama Untung tentang pengambilalihan kekuasaan. Dia mengumumkan tindakan terhadap Dewan Jenderal.
Pada pukul 11.00, Untung menyampaikan pengumuman tentang pembentukan Dewan Revolusi. Pengumuman terakhirnya pada pukul 14.00 yang berisi penurunan pangkat para tentara di atas letkol.
Namun, selepas Magrib, RPKAD sudah menguasai RRI. Berbekal perintah dari Soeharto di Markas Kostrad, Sarwo Edhie menugaskan dua anak buahnya di RPKAD, yakni Kapten Heru dan Kapten Urip merebut RRI serta kantor pusat Telkom.
Soeharto menjelaskan anak buah Untung sudah melarikan diri ketika pasukan RPKAD menyerbu RRI. “Setengah jam kemudian Kolonel Sarwo menerima laporan radio bahwa RRI sepenuhnya telah dikuasai,” tutur Soeharto.
Maklumat Soeharto pun diudarakan pada pukul 19.00. Tokoh militer asal Bantul, Yogyakarta, itu mengumumkan keputusannya mengambil alih kepemimpinan TNI AD dan meminta rakyat tetap tenang.
“Saya puas. Langkah kemenangan pertama telah dilaksanakan dengan baik,” tutur Soeharto pada bab ‘Mengatasi G.30.S./PKI’ dalam autobiografinya.
Soeharto tetap tidak sreg dengan pengangkatan Pranoto oleh Bung Karno sebagai pelaksana harian pimpinan TNI AD kala itu.
- Tingkat Kepuasan terhadap Pemerintah Capai 80 Persen, Peran TNI-Polri Dinilai Signifikan
- Mutasi Letjen Kunto Bikin Heboh, Legislator Yakin TNI Independen
- Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Legislator Bicara Prinsip Keadilan
- Kontroversi Mutasi Letjen Kunto, Pengamat Militer Bicara Matahari Kembar
- 2 Kapten Infranteri Tangkap Bandar Narkoba di Bima, Kolaborasi dengan Warga
- Letjen Kunto Anak Pak Try Batal Dimutasi, Ini yang Terjadi