Ketika Bahasa Aceh Masuk Muatan Lokal

Para Pendidik Khawatirkan Bisa Punah

Ketika Bahasa Aceh Masuk Muatan Lokal
LOKAL - Salah satu upaya menggalakkan kembali pembelajaran bahasa daerah Aceh adalah di jenjang pendidikan anak usia dini. Foto: Nicha Ratnasari/JPNN.
Keberadaan bahasa ibu atau bahasa daerah di setiap propinsi di Indonesia, tentunya sangat dijaga eksistensinya. Namun, dengan perkembangan jaman yang ada saat ini, justru bahasa-bahasa daerah tersebut lambat laun ternyata harus luntur, sehingga tidak memiliki penerus yang dapat menurunkan ke anak cucu.

Laporan NICHA RATNASARI, Banda Aceh

KONDISI
mulai menghilangnya pengguna bahasa daerah setempat, ternyata turut memberikan keprihatinan dan kekhawatiran tersendiri bagi para tenaga pendidik atau guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Mereka jelas cemas, jika dalam belasan hingga puluhan tahun ke depan, anak-anak asli Aceh ternyata tidak lagi mengenal dan tak memahami bahasa ibunya sendiri.

Kepala Sekolah SMP Negeri 19 Percontohan Banda Aceh, Farida Ibrahim mengungkapkan, sebagian besar anak didiknya saat ini tidak memahami bahasa Aceh. Bahkan dalam mengikuti ektrakurikuler, para siswanya justru sangat tertarik dengan mengikuti English Club. Alhasil, dalam pergaulannya sehari-hari, lanjut Farida—sapaan akrab Farida Ibrahim, anak-anak didiknya cenderung lebih menggunakan bahasa Indonesia melayu dan bahasa inggris.

Keberadaan bahasa ibu atau bahasa daerah di setiap propinsi di Indonesia, tentunya sangat dijaga eksistensinya. Namun, dengan perkembangan jaman

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News