Ketika Cinta Diukur dari Berat Badan

Ketika Cinta Diukur dari Berat Badan
Ketika Cinta Diukur dari Berat Badan. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

Padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin menjalankan diet selama setahun terakhir. Dari minum jamu, puasa dan olahraga.

“Badan saya tetap gemuk. Kata suami saya, saya sudah tidak enak dilihat,” ungkap perempuan asal Rangkah, Surabaya ini.

Tidak hanya sering mengejek, Donwori juga jarang pulang sebelum mengajukan gugatan cerainya.

“Mungkin sudah sekitar tujuh bulan dia jarang pulang. Kalaupun pulang cuma ganti baju,” tutur Karin.

Permasalahan ini muncul sejak Karin melahirkan anak ke tiganya.

Dia harus banyak mengonsumsi makanan agar produksi ASI lancar. Usaha ini pun berhasil, anak dan ibunya sehat.

Berat badan Karin juga bertambah. “Kalau anak saya yang pertama dan kedua minum susu formula dan itu ngabisin duit. ,” beber Karin.

Namun, lain halnya dengan Donwori. Dia mengaku tak lagi cinta karena melihat istrinya gemuk.

Karin tak kuasa menahan tangisnya. Sambil terisak, tiba-tiba wanita berusia 40 tahun ini ambruk. Jatuh ke lantai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News