Ketika Erika Ingin Wortel yang Pendek

Oleh Dahlan Iskan

Ketika Erika Ingin Wortel yang Pendek
Dahlan Iskan.

Erika ingin sekali berubah. Ia bicara dengan Lukman. Cari sponsor. Agar bisa berangkat ke Medan. Lalu ke Berastagi.

Selama ini para petani kentang-wortel sudah mencintai saprodi Bayer. Mereka ingin giliran Bayer membalas cinta mereka.

Lukman, alumni teknologi pertanian Universitas Jember meresponsnya. Ia sudah 10 tahun di Bayer. Sejak lulus kuliah dulu.

Erika adalah petani jenis baru. Dia hanya lulusan SMA Negeri. Di Lawang.

Otaknya encer. Dulunya hanya pegawai toko. Yang jualan sarana produksi pertanian. Di toko saprodi itu Erika di bagian kasir.

Erika jadi kenal dengan pegawai lain di toko itu. Yang tugasnya angkat-angkat barang. Menikah.

”Itu suami saya pak,” katanya. Menunjuk lelaki yang berdiri agak jauh.

Yang ditunjuk mendekat. ”Kalau saya orang bodoh pak,” kata sang suami. Merendah.

Jam sudah menunjukkan pukul 5.45. Saya boarding ke Lion. Sampai di pesawat buru-buru saya tulis naskah ini. Takut keburu pilotnya minta izin balik ke landasan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News