Ketika Pak Harto Ngelmu ke Mbah Dukun

Ketika Pak Harto Ngelmu ke Mbah Dukun
Soeharto. Foto: Public Domain.

"Secarik kertas atau daun bertuliskan ayat-ayat yang dikutip dari Al-Qur'an. Tulisan ini biasanya direndam di dalam air bersih, kemudian diminum oleh mereka yang memerlukan," papar Roeder, orang pertama yang meriset dan menulis buku biografi Soeharto.

Tahun 1930-an segera berakhir. Masa-masa ngelmu juga berakhir. 

Seperti Samsul Bahri dalam roman Siti Nurbaya, Soeharto melamar masuk Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL)--tentara Hindia Belanda.

Sempat menunggu lama, hingga merasa lamarannya ditolak, akhirnya dia dipanggil juga. 

Masa itu, Perang Dunia II yang sedang berkecamuk hampir mendekati pulau Jawa.

Belanda membuka pendaftaran militer seluas-luasnya. Mulai 1 Juni 1940, Soeharto mulai ditempah ilmu militer.

Sejurus kemudian, seiring kedatangan pasukan Jepang, Perang Dunia II tiba juga di Jawa. 

Sebagai tentara Belanda, apa yang dilakukan Pak Harto? --bersambung (wow/jpnn)

DEMI adat Jawa--sebagaimana peradaban manusia lainnya--yang menjunjung pengetahuan, Soeharto kecil mulai menimba ilmu. Tak hanya di bangku sekolahan,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News