Ketika Warga China Benteng Rayakan Imlek di Lahan Sengketa

Rayu Gubernur-Wali Kota agar Mau Hadiri Kirab Cut Bio

Ketika Warga China Benteng Rayakan Imlek di Lahan Sengketa
Suasana imlek di Kelenteng Tjong Tek Bio, Neglasari, Tangerang. Foto : M Ali/Jawa Pos

Bukan hanya itu. Atap kelenteng juga dipenuhi lampion-lampion merah yang bergelantungan. Berdiameter sekitar 50 cm, lampion itu ditata sedemikian rupa untuk mempercantik kelenteng yang terletak di bantaran Sungai Cisadane itu. Kelenteng semakin merah merekah.

Setiap lampion ditempeli selembar kertas kuning yang menggantung di bawahnya. Kertas kecil itu bertuliskan nama-nama orang, lengkap dengan alamatnya. "Itu adalah nama-nama donatur kelenteng," kata Sekretaris Kelenteng Tjong Tek Bio Jacky Yap saat ditemui Jawa Pos.

Jacky menerangkan, nama-nama yang digantungkan di lampion itu diganti setahun sekali. Yakni, pada saat menjelang Tahun Baru Imlek. "Minimal, untuk satu lampion sumbangannya Rp 500 ribu," kata Jacky.

Menurut orang Tionghoa, lanjut Jacky, lampion adalah penerang rezeki. Jadi, orang yang namanya terpasang di lampion percaya bahwa rezekinya akan lancar sepanjang tahun.

Tahun ini warga China Benteng yang tinggal di sepanjang bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, merayakan Imlek lebih meriah. Pada tahun sebelumnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News