Ketum AMPI: Airlangga dan Bamsoet Itu Dynamic Duo, Tidak Bisa Diadu Domba

Ketum AMPI: Airlangga dan Bamsoet Itu Dynamic Duo, Tidak Bisa Diadu Domba
Dito Ariotedjo. Foto: Redzi AP/Jawapos.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Dito Ariotedjo angkat bicara menyikapi situasi di internal Partai Golkar, yang konon terpecah. Sejumlah kader muda meminta percepatan munas dan meminta Bambang Soesatyo (Bamsoet) menggantikan Airlangga Hartarto. Namun, banyak juga yang tak menginginkan percepatan munas.

Dito mengatakan Airlangga dan Bamsoet tidak bisa dipecah untuk kepentingan jangka pendek. "Justru Airlangga dan Bamsoet itu adalah dynamic duo, satu kesatuan yang bekerja bahu membahu menyelamatkan Partai Golkar dari keterpurukan pascakrisis dari 2015 hingga 2018 kemarin. Janganlah mereka diadu domba oleh kepentingan jangka pendek untuk munas mendatang," kata Dito dalam keterangan pers, Selasa (18/6).

"Kenapa mereka satu kesatuan karena Bamsoet sendiri merupakan bagian dari tim inti Airlangga sebagai Wakorbid DPP Partai Golkar. Posisi Ketua DPR yang dijabat sekarang pun dari rekomendasi Ketum Golkar," imbuhnya.

Sebagai ormas pemuda yang didirikan oleh Partai Golkar sejak 1978, AMPI merasa prihatin terhadap aksi yang dilakukan oleh sekelompok tokoh muda Partai golkar.

"Saya sendiri tidak yakin apakah deklarasi yang dilakukan oleh BPPG kemarin direstui oleh Bamsoet atau tidak, karena kami semua merasa masih terlalu dini untuk membicarakan munas sekarang," ujarnya lagi.

BACA JUGA: Airlangga sudah Berikan yang Terbaik untuk Partai

Dito mengakui hasil yang diraih oleh Partai Golkar pada pileg kemarin memang tidaklah memuaskan semua pihak akan tetapi melihat apa yang terjadi selama satu periode dari 2014 kemarin, di mana Airlangga sendiri merupakan ketua umum ketiga yang terpilih dalam satu periode, Dito merasa semua pihak harus bijak dan fair dalam menilai hasil kinerja Partai Golkar saat ini.

"Bayangkan saja dari 2014 (Golkar) sempat terpecah dua, kemudian munaslub dan terpilih Setya Novanto, kemudian kisruh korupsi dan munaslub lagi hingga terpilih Airlangga Hartarto pada akhir 2017. Waktu kerja efektif yang dimiliki oleh pengurus sekarang hanya satu tahun lebih. Justru saya surprise melihat hasil pileg, kita (Golkar) memiliki kursi terbanyak nomor dua." terang Dito.

Sejumlah kader muda meminta percepatan Munas Golkar dan mendorong Bambang Soesatyo menggantikan Airlangga Hartarto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News