Ketum PGRI Sebut Jokowi Angkat Kesejahteraan Guru, Semoga..

Ketum PGRI Sebut Jokowi Angkat Kesejahteraan Guru, Semoga..
Ketum PB PGRI Prof Unifah Rosyidi. Foto: Humas Kemendikbud

Presiden juga dengan tegas mengingatkan bahwa isu penghentian tunjangan profesi adalah hoaks.

"Jadi ingat, pemerintah memberi perhatian yang sangat besar. Presiden juga mengingatkan dengan tegas, bahwa pencairan tunjangan profesi guru tidak dipersulit", ujar Unifah mengingatkan perhatian pemerintah kepada guru.

Selanjutnya, kata Unifah, Presiden Jokowi merespon PB PGRI dengan mengundang ke Istana Negara untuk membahas persoalan guru.

Dalam dua tahun ini rekrutmen PNS guru mengambil porsi paling besar dan juga memberi kesempatan kepada guru honorer usia 35 tahun untuk menjadi PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), meski sebelumnya tidak diatur dalam UU Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menjawab harapan tersebut, Mendikbud Nadiem Makarim berjanji akan menyederhanakan berbagai macam aturan, administrasi, kurikulum, dan asesmen.

“Dari atas kami akan mulai bergerak, tapi mohon berikan kami berbagai macam input, dan berikan waktu untuk melakukan itu,” ujarnya.

Di sisi lain, PGRI terus memperbarui dirinya agar senantiasa adaptif, responsif, terhadap perubahan. Oleh karena itu, Unifah mengajak para guru agar terus meningkatkan kompetensinya.

“Kita semua harus terus belajar. Bapak dan ibu tekun belajar, tekun mengajar, biarlah pengurus PGRI dari cabang, ranting dan pengurus besar yang berjuang. Dengan demikian peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru dapat tercapai,” terangnya.

Ketum PB PGRI, Unifah Rosyidi, mengapresiasi capaian pemerintah dalam memperbaiki kesejahteraan guru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News