KGB dan Gatot Nurmantyo

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

KGB dan Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo saat menghadiri deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/8). Foto: YouTube/JPNN

Tidak ada lagi komunisme di dunia. Tidak ada lagi ancaman terhadap liberalism-kapitalisme. Sejarah sudah berakhir dengan kemenangan demokrasi liberal yang gilang gemilang.

Pesta pora itu bisa menyesatkan. Mereka melihat fatamorgana yang menyilaukan dan bisa menjadi jebakan yang mematikan. Komunisme Uni Soviet tidak mati, tetapi berubah wajah. KGB tetap hidup dalam wujud Komunisme Gaya Baru.

China menjalankan kebijakan ekonomi yang liberal dan kapitalistis. Namun, yang menjalankan mesin ekonomi itu tetaplah PKC (Partai Komunis Cina). Kapitalisme dan liberalisme China adalah kapitalisme negara komunis. Siapa pun yang menentang dan melawan kapitalisme negara pasti akan diberangus.

Tidak peduli sehebat apa pun dia. Jack Ma boleh menepuk dada sebagai entrepreneur paling hebat di dunia. Jack Ma boleh berbangga menempatkan namanya dalam daftar orang paling tajir sejagat.

Namun, ketika dia sudah dianggap mulai berlagu dan bisa menyaingi pengaruh pemerintah, tiba-tiba Jack Ma hilang begitu saja.

Fan Bingbing adalah aktris dan selebritas paling cantik dan terkenal di China. Ia membintangi sejumlah film Hollywood dan menjadi model bagi produk-produk kecantikan paling termasyhur di dunia.

Fan Bingbing kaya raya dan terkenal. Tiba-tiba saja ia menghilang begitu saja. Sejak 2018 sosoknya seolah menghilang tanpa jejak. Sampai sekarang tidak ada yang tahu di mana keberadaan Fan Bingbing.

Itulah wajah komunisme gaya baru. Wajah KGB. Orang-orang yang bersorak-sorak merayakan kematian komunisme bisa kecele.

Salah satu yang ditekankan oleh Gatot Nurmantyo adalah upaya pencabutan Tap MPRS 1966.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News