Khusnul Bomiyah

Oleh: Dahlan Iskan

Khusnul Bomiyah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Khusnul dan temannyi asal Banyuwangi, Yayuk, lanjut ke Perth.

Tiga bulan Khusnul di rumah sakit Perth. Berbagai operasi dilakukan. Tetapi tidak bisa sempurna. Masih harus menjalani serangkaian operasi lagi kelak.

Maka sekian bulan kemudian Khusnul diterbangkan lagi ke Perth. Berbagai operasi dilakukan lagi. Tiga bulan lagi. Belum juga bisa sempurna.

Tahun depannya Khusnul dibalikkan ke Perth lagi. Juga tiga bulan lagi. Jadilah Khusnul seperti wujudnyi yang sekarang. Wajahnyi bisa mirip Khusnul lagi. Memang masih terlihat berbagai bekas operasi tetapi wajah Khusnul wajah yang sehat.

Yang tidak sehat adalah ekonominnyi. Pulang dari Perth, Khusnul pindah ke Sidoarjo. Suaminyi sudah pindah lebih dulu.

Di Sidoarjo tidak ada pekerjaan. Ia jadi tukang batu, kalau lagi ada yang memerlukan tenaganya. Dua anak harus sekolah.

Di Sanglah, Khusnul sempat didatangi relawan asing. Namanyi: April. Warga Swiss. Hanya itu yang dia tahu. Ups... Satu lagi. April itu warga Swiss tetapi Tionghoa.

April inilah yang memperjuangkan Khusnul ke Australia. Atas biaya sukarelawan.

Nasib buruknya setelah bom Bali membuat Khusnul Chotimah ingin bertemu Mukhlas dan Amrozi –dua tokoh utama di balik bom Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News