Khusnul Bomiyah

Oleh: Dahlan Iskan

Khusnul Bomiyah
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

April pula yang memberi bantuan uang setiap bulan. Tidak banyak tetapi bisa untuk tambahan hidup: Rp 250 ribu.

Waktu pun berputar tahun. Nasib buruknyi setelah bom Bali membuat Khusnul ingin bertemu Mukhlas dan Amrozi –dua tokoh utama di balik bom Bali.

Mukhlas adalah orang yang dia lihat turun dari mobil untuk membonceng sepeda motor menjauhi lokasi kejadian.

Kepada Mukhlas dan Amrozi, Khusnul ingin menunjukkan betapa susah hidupnyi akibat perbuatan mereka. Juga betapa rusak badannyi terkena bom itu.

Khusnul tahu, dari pemberitaan, bahwa mereka sudah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hukuman itu belum dijalankan. Keduanya masih mendekam di penjara Nusakambangan, dekat Cilacap.

Maka Khusnul merencanakan pergi ke Nusakambangan. Ia akan naik bus dari Sidoarjo.

Khusnul sudah tetapkan tanggal keberangkatannyi ke sana. Sudah pula dia susun apa saja yang akan dia katakan pada mereka. Dia berani. Dia pesilat Tapak Suci. (*)


Berita Selanjutnya:
Kongres Dawet

Nasib buruknya setelah bom Bali membuat Khusnul Chotimah ingin bertemu Mukhlas dan Amrozi –dua tokoh utama di balik bom Bali.


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News