KIP Mirip Kartu ATM, Pencairan jadi Lambat

KIP Mirip Kartu ATM, Pencairan jadi Lambat
Presiden Joko Widodo menyalami para siswa SD pada acara Penyerahan Kartu Indonesia Pintar di SMA Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (16/6). Foto: Setpres RI

jpnn.com, JAKARTA - Langkah pemerintah meningkatkan fungsi Kartu Indonesia pintar (KIP) ternyata tidak efektif.

KIP dijadikan semacam kartu ATM atau kartu uang elektornik justru membuat pencairan KIP mengalami keterlambatan.

Keterlambatan paling signifikan ada di jenjang SD. Pemerintah menetapkan kuota sasaran KIP untuk jenjang SD sebanyak 10.360.614 siswa.

Ironisnya hingga 23 Agustus lalu, baru 423.235 siswa SD yang mencairkan KIP. Angka itu hampir setara dengan lima persen anak SD sasaran KIP.

Mendikbud Muhadjir Effendy tidak menampik fakta bahwa masih sedikit siswa SD yang mencairkan KIP.

Dia menerangkan fakta itu muncul akibat adanya upgrading atau menambahan fungsi KIP. Sebelumnya KIP sebatas kartu begitu saja, yang digunakan untuk mencairkan uang Indonesia pintar.

’’Atas permintaan Presiden, KIP dijadikan semacam ATM atau uang elektronik,’’ jelasnya di kantor Kemendikbud kemarin (28/8).

Dengan adanya perubahan fungsi itu, maka masing-masing anak harus membuka akun atau rekening bank.

Langkah pemerintah meningkatkan fungsi Kartu Indonesia pintar (KIP) ternyata tidak efektif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News