KIP Mirip Kartu ATM, Pencairan jadi Lambat

KIP Mirip Kartu ATM, Pencairan jadi Lambat
Presiden Joko Widodo menyalami para siswa SD pada acara Penyerahan Kartu Indonesia Pintar di SMA Negeri 2 Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat (16/6). Foto: Setpres RI

Nah karena anak SD masih belum cukup umur, maka tidak bisa membuka rekening bank secara mandiri. Mereka harus didampingi orangtua.

Nah proses membuka nomor rekening bank itulah yang membuat proses pencairan KIP belum maksimal.

Muhadjir juga menegaskan, kalaupun uang sudah masuk ke masing-masing rekening siswa, uangnya tidak harus dicairkan semuanya. Disesuaikan dengan kebutuhan siswa masing-masing.

Dengan fungsi KIP yang seperti ATM, siswa bisa mengisi saldonya. ’’Pemerintah sekaligus ingin menggalakkan literasi menabung sejak usia dini,’’ tuturnya.

Muhadjir mengatakan Kemendikbud sebelumnya harus konsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlebih dahulu.

Untuk menentukan sikap apakah saat membuka rekning, siswa cukup didampingi guru atau tetap harus bersama orangtuanya.

Muhadjir menegaskan saat ini proses migrasi KIP lama menjadi sebuah kartu yang berbasis ATM atau uang elektronik sudah hampir selesai. Sehingga dalam beberapa bulan ke depan diharapkan pencairan KIP bisa maksimal.

Tahun ini sasaran penerima KIP yang dipatok pemerintah mencapai 17,927 anak. Perinciannya adalah 10,3 juta siswa SD, untuk jenjang SMP ada 4,36 juga siswa, lalu di jenjang SMA (1,36 juta), dan SMK (1,82 juta).

Langkah pemerintah meningkatkan fungsi Kartu Indonesia pintar (KIP) ternyata tidak efektif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News