Kisah Anak-Anak Timor Leste yang Diambil Tentara Indonesia
"Dalam perjalanan pulang dari Ainaro kita akan melewati jembatan panjang, mendaki," kata Alis.
"Dulu kami naik kuda. Sekarang tentu saja semuanya berbeda. Pasar, ladang tempat mereka menyimpan kuda, saya ingat."
"Aku ingat bagaimana ranting pohon kopi menjulur ke sungai. Lebih jauh lagi, di situlah kerbau merumput."
"Dan juga, ada gunung besar, Kablake. Saya ingat."
Akhirnya, mobil itu tiba di sebuah desa kecil dan berbelok ke jalan berdebu. Alis sampai di rumahnya. Sepupu dan adik laki-lakinya, Antonio, yang pertama menyambut, memeluk Alis dengan hangat. Antonio masih bayi ketika Alis menghilang.
Tapi saudara perempuan dan sepupunya yang lebih tua tidak kuasa menahan air mata. Florinda, Bernadeta dan Laurencia masih remaja ketika Alis diambil tentara.
Photo: Alis is greeted by Antonio. (Foreign Correspondent)
Photo: Alis reconnects with family in his boyhood village of Ainaro. (Foreign Correspondent)
Pernah diambil oleh seorang tentara Indonesia saat masih berusia delapan tahun, ingatan Alis mengenai keluarganya di Timor Leste sudah memudar
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Berhasil Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste
- Dunia Hari Ini: Empat Warga India Tewas Tertimpa Papan Reklame